Menuju konten utama

Stok Beras di Pasar Induk Cipinang Kembali Aman

Mendag Enggartiasto mengklaim stok beras di Pasar Induk Cipinang kembali aman setelah sebelumnya dilakukan peningkatan stok beras.

Stok Beras di Pasar Induk Cipinang Kembali Aman
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita (tengah) berbincang dengan pengusaha beras saat mengunjungi Pasar Induk Cipinang, di Jakarta, Jumat (28/7). ANTARA FOTO/Galih Pradipta

tirto.id - Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita mengklaim stok beras di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta Barat per hari ini, Senin (31/7/2017) sudah kembali normal. Menurut Enggartiasto, terjadinya peningkatan stok beras tersebut merupakan dampak dari pertemuan yang telah dilakukannya dengan sejumlah pengusaha beras pada Sabtu (29/7/2017) lalu.

“Tadi dilaporkan, sudah masuk 3.000-4.000 ton. (Jumlah stoknya) kembali lagi per tadi siang. Jumlah tersebut masuk, dari yang tadinya mengalami penurunan pada beberapa waktu lalu mencapai 1.700-1.800 ton. Jadi semua sudah berjalan dengan normal,” kata Enggartiasto di kantornya pada Senin (31/7/2017) sore.

Enggartiasto mengungkapkan, para pengusaha beras sebenarnya tidak perlu takut dengan adanya persoalan HET (harga eceran tertinggi) beras yang rencananya diatur dalam Permendag Nomor 47 Tahun 2017 tentang Penetapan Harga Acuan Pembelian di Petani dan Penetapan Harga Acuan Penjualan di Konsumen.

“Saya ingatkan kembali akan Permendag Nomor 20 Tahun 2017 (tentang Pendaftaran Pelaku Usaha Distribusi Barang Kebutuhan Pokok), yaitu mereka wajib lapor perusahaan dan gudangnya, beserta stok. Tidak usah ada kekhawatiran, sekarang ini sudah sangat terbuka,” jelas Enggartiasto.

Baca juga: Blunder Pemerintah Soal Harga Eceran Tertinggi Beras

“Jadi kalau tidak ada niat yang tidak baik, jangan ditutup-tutupi berapa jumlah stoknya. Kami akan menjamin asal ada laporan. Tetapi manakala ada gudang tidak dilaporkan, dan penuh dengan beras, apalagi berasnya langka, ya dia masuk kategori penimbun. Simple saja,” tambah Enggartiasto.

Saat ini, pemerintah sendiri tengah melakukan perumusan klasifikasi jenis beras dan harga dengan sejumlah pihak. Adapun pihak-pihak di luar Kementerian Perdagangan dan Kementerian Pertanian yang ikut dilibatkan ialah Perpadi (Persatuan Penggilingan Padi dan Beras Indonesia), Dewan Beras Nasional, dan KPPU (Komisi Pengawas Persaingan Usaha).

“Jenis (beras) akan diinventaris. India saja menyederhanakan beras menjadi tiga jenis, maka mari kita simplifikasi (jenis) yang mirip-mirip. Selain itu, kita juga menghitung cost, berapa biaya produksi petani?” ungkap Mendag.

Lebih lanjut, Enggartiasto belum mau berbicara banyak mengenai agenda perumusan yang telah berlangsung sejak tadi pagi. Kendati demikian, Mendag menekankan setidaknya ada tiga hal yang perlu dibuatkan kesepakatan. “Yang pertama, kepentingan konsumen kita jaga jangan sampai terjadi fluktuasi harga yang kita biarkan karena ulah spekulan,” ucap Enggartiasto.

Baca juga: Salah Kaprah Soal Kualitas dan Beras Oplosan

“Kemudian, apakah kita mengabaikan petani? Tidak, karena petani kami prioritaskan. Lalu yang ketiga, kita tidak akan membiarkan anggota Perpadi mati oleh yang besar. Di dalam kegiatan bisnis, harus mempunyai moral dan etika,” ujar Enggartiasto lagi.

Sementara itu, Direktur Utama PT Food Station Tjipinang Jaya Arief Prasetyo Adi memang telah sempat mengungkapkan bahwa kegiatan di Pasar Induk Beras Cipinang sudah kembali pulih sejak tadi pagi.

“Sudah normal setelah ada jaminan keamanan berusaha seperti yang diminta teman-teman pedagang, dan review terhadap Permendag Nomor 47 Tahun 2017,” tutur Arief.

Baca juga artikel terkait STOK BERAS atau tulisan lainnya dari Damianus Andreas

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Damianus Andreas
Penulis: Damianus Andreas
Editor: Dipna Videlia Putsanra