Menuju konten utama

Steve Bannon Diberhentikan sebagai Kepala Strategi Trump

Gedung Putih mengatakan bahwa Kepala Penyusun Strategi Steve Bannon akan meletakkan jabatannya, Jumat (18/8/2017).

Steve Bannon Diberhentikan sebagai Kepala Strategi Trump
Steve Bannon, penasihat senior Presiden Amerika Serikat terpilih Donald Trump menunggu konferensi pers di lobi Trump Tower di Manhattan, New York City, Amerika Serikat, Rabu (11/1). ANTARA FOTO/REUTERS/Lucas Jackson.

tirto.id - Steve Bannon telah diberhentikan dari jabatannya sebagai Kepala Strategi Gedung Putih, mengakhiri karirnya yang sangat diperdebatkan di pusat administrasi Trump.

"Kepala Staf Gedung Putih dan Steve Bannon telah sepakat bahwa hari ini merupakan hari terakhir Steve," kata Juru Bicara Gedung Putih Sarah Sanders dalam pernyataan kepada wartawan.

"Kami menghargai pekerjaan yang telah dijalankannya dan mendoakan semoga ia sukses," tambahnya.

Berbagai pemberitaan simpang siur mewarnai keluarnya Steve dari Gedung Putih. Sejumlah laporan menyebutkan bahwa Bannon telah menyampaikan pengunduran dirinya pada 7 Agustus lalu sementara beberapa laporan lainnya menunjukkan bahwa Bannon sebenarnya dipecat oleh Presiden Donald Trump.

Bannon, yang merupakan bekas kepala perusahaan media sayap kanan, Breitbart, direkrut Trump pada masa kampanye.

Ia telah memainkan peranan penting dalam membangun kebijakan dalam dan luar negeri bagi pemerintahan Trump.

Sebuah sumber dari pihak Trump mengatakan kepada The Guardian bahwa kebocoran tentang nasib Bannon adalah bagian dari upaya untuk menekan pembantu Gedung Putih untuk mengundurkan diri. "Mereka mencoba membuatnya berhenti," kata sumber tersebut.

Salah satu sumber Gedung Putih lainnya mengatakan kepada The Guardian bahwa Bannon telah resmi mengundurkan diri beberapa minggu yang lalu, sebelum kehebohan atas ucapan Trump yang menyamakan neo-Nazi dan pemrotes sayap kiri di Charlottesville, Virginia.

Jumat sore, situs Breitbart, tempat Bannon menjadi editor sebelum bergabung dengan Gedung Putih, mengumumkan bahwa Steve telah kembali memimpin sebagai ketua eksekutif dan memimpin pertemuan editorial malam mereka.

Bannon sempat memberikan klarifikasi mengenai berita simpang siur tentang dirinya dalam sebuah wawancara dengan Bloomberg News pada hari Jumat siang. "Jika ada kebingungan di luar sana, biarkan saya menjelaskannya," katanya.

"Saya meninggalkan Gedung Putih dan akan berperang melawan Trump menghadapi lawan-lawannya - di Capitol Hill, di media, dan di perusahaan Amerika," ujarnya.

Situs web tersebut telah lama menjadi duri di sisi Partai Republik namun telah relatif terkendali dalam mengkritik administrasi Trump, meskipun menjadi lebih agresif terhadap tokoh seperti McMaster dan Cohn dalam beberapa pekan terakhir. Joel Pollak, editor senior di Breitbart, menuliskan tweet "#WAR" segera setelah keluarnya Bannon dari Gedung Putih diumumkan.

Pemberhentian Bannon sebagai kepala strategi Trump menandai pasang surut yang luar biasa bagi ideologi sayap kanan yang dianggap oleh beberapa orang sebagai kekuatan di balik takhta Trump.

Bannon telah menghindar dari pusat pemberitaan dalam beberapa bulan terakhir, setelah menanggung sebagian besar kesalahan atas kegagalan larangan terbang awal presiden dan di tengah spekulasi bahwa profilnya yang meningkat telah menarik kemarahan Trump.

Josh Green, penulis buku Devil's Bargain tentang Bannon dan Trump, mengatakan kepada The Guardian: "Bannon mungkin satu-satunya orang di Gedung Putih yang memiliki politik yang jelas dan berbeda."

Ketiadaannya berarti lebih banyak kekuatan dan pengaruh bagi tokoh-tokoh seperti menantu Trump, Jared Kushner, dan dewan dewan ekonomi nasional, Gary Cohn, yang memiliki sedikit, jika ada, hubungan ideologis dengan partai Republik dan gerakan konservatif.

Baca juga artikel terkait PEMERINTAHAN DONALD TRUMP atau tulisan lainnya dari Maya Saputri

tirto.id - Politik
Reporter: Maya Saputri
Penulis: Maya Saputri
Editor: Maya Saputri