tirto.id - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menambah alokasi anggaran bagi 15,2 juta keluarga penerima manfaat (KPM) kartu sembako. Per penerima manfaat akan ditambahkan uang Rp50 ribu dalam bentuk tunjangan kartu sembako.
“Naik 30 persen dari Rp150 ribu jadi Rp200 ribu per kelompok penerima manfaat,” ucap Sri Mulyani dalam konferensi pers, di Istana Negara, Jakarta Pusat, Selasa (25/2/2020).
Sri Mulyani mengatakan tambahan anggaran ini akan berlaku selama 6 bulan. Ia berharap sekitar 30 persen kelompok masyarakat terbawah dapat menggunakannya untuk konsumsi. Gelontoran anggaran segar ini akan diberikan mulai Maret 2020.
“Anggaran yang dipakai, selama 6 bulan ini, Rp4,56 triliun. Jadi akan dimulai Maret 2020. Mereka akan langsung mendapat kenaikan (uang sembako). Kita harap ini akan dorong konsumsi rumah tangga dan multiplier-nya terhadap perekonomian,” ucap Sri Mulyani.
Tambahan uang sembako ini ditujukan sebagai antisipasi terhadap dampak perlambatan ekonomi global dan perlambatan yang juga ditimbulkan akibat wabah virus Corona atau Covid-9.
Pemerintah menyasar potensi konsumsi rumah tangga yang memiliki kontribusi 56,62% dari struktur PDB Indonesia di 2019.
Jumlah anggaran yang ditambahkan ini relatif lebih tinggi dari perkiraan pada konferensi pers APBN Kita, Rabu (20/2/2020). Waktu itu jumlah anggaran yang digelontorkan mencapai Rp3,8 triliun untuk menjangkau 15 juta rumah tangga.
Dengan kata lain usai rapat terbatas di istana presiden, jumlah alokasinya naik Rp0,76 triliun atau Rp760 miliar.
“Kita tambahkan lagi Rp3,8 triliun untuk 15 juta rumah tangga. Jadi ada stimulus ekonomi,” ucap Sri Mulyani dalam konferensi pers di kantornya, Rabu (20/2/2020).
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Abdul Aziz