tirto.id - Pemerintah telah memberi santunan atas meninggalnya 200 tenaga kesehatan hingga akhir November 2020. Menteri Keuangan Sri Mulyani memastikan anggaran santunan kematian telah dicairkan dan diterima oleh para ahli waris.
“Sudah 200 nakes yang meninggal yang dibayarkan santunan kematiannya. Dan ini harus terus diingatkan kita untuk terus berupaya sekali lagi mencegah penularan COVID-19,” ucap Sri Mulyani dalam konferensi pers di Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Senin (30/11/2020).
Menurut klaim Sri Mulyani ada sekitar 200 tenaga kesehatan yang menerima santunan. Sayangnya per 25 November 2020, data Kemenkeu menunjukkan hanya 125 tenaga kesehatan yang telah menerima santunan. Keseluruhannya menelan biaya Rp40 miliar atau 63 persen dari total pagu Rp60 triliun.
Sementara itu, data Ikatan Dokter Indonesia (IDI) mencatat per 10 November 2020 jumlah dokter yang meninggal mencapai 159 orang. Jumlah itu belum termasuk tenaga perawat dan tenaga penunjang kesehatan lainnya.
Selain santunan kematian, pemerintah telah menyalurkan Rp5,55 triliun anggaran bagi insentif tenaga kesehatan di pusat dan daerah. Jumlah itu baru mencapai 77 persen dari total pagu Rp7,22 triliun.
“Jumlah insentif nakes yang sudah dibayarkan mencapai Rp7,22 t untuk 681 ribu nakes. Mereka yang selama ini berjuang dan masih terus berjuang,” ucap Sri Mulyani.
Sri Mulyani mengatakan per 25 November 2020, realisasi anggaran kesehatan sebenarnya sudah mencapai Rp40,32 triliun atau 41,2 persen dari total pagu Rp97,26 triliun.
Jika sampai akhir tahun 2020 tetap bersisa, ia mengatakan kelebihan anggaran ini akan dicadangkan untuk vaksin dan pelaksanaan vaksinasi selama 2021.
“Saat ini kami bersama Menkes dan Menteri BUMN sedang menghitung berapa jumlah vaksin yang akan diadakan hingga akhir tahun ini hingga awal tahun depan,” ucap Sri Mulyani.
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Abdul Aziz