Menuju konten utama

Sri Mulyani Proyeksi Suku Bunga BI Naik 100 Bps Tahun Ini

Bank Indonesia (BI) diprediksi akan mengerek suku bunga acuan BI 7 Days Reverse Repo Rate (BI7DRRR) sebanyak 100 basis poin atau 1 persen hingga akhir 2022.

Sri Mulyani Proyeksi Suku Bunga BI Naik 100 Bps Tahun Ini
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memberikan keterangan pers usai menutup pertemuan pertama tingkat Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral atau Finance Ministers and Central Bank Governors Meeting (FMCBG) di Jakarta Convention Center, Jakarta, Jumat (18/2/2022). ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/POOL/rwa.

tirto.id - Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati memproyeksikan, Bank Indonesia (BI) akan mengerek suku bunga acuan BI 7 Days Reverse Repo Rate (BI7DRRR) sebanyak 100 basis poin atau 1 persen hingga akhir 2022. Perkiraan itu mempertimbangkan kondisi ekonomi global.

"Kemungkinan ada kenaikan BI rate sebesar 100 bps hingga akhir tahun," kata Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN Kita, di Jakarta, Rabu (27/7/2022).

Saat ini suku bunga acuan BI masih ditahan berada di level 3,5 persen. Jika proyeksi Sri Mulyani tersebut terbukti, suku bunga BI di tahun ini akan mencapai 4,5 persen.

Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk kembali mempertahankan suku bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 3,50 persen. Keputusan ini sejalan dengan perlunya menjaga stabilitas nilai tukar dan terkendalinya inflasi, serta upaya untuk tetap mendorong pertumbuhan ekonomi.

“Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada 20 dan 21 Juli 2022 memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan sebesar 3,50 persen," ujar Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, dalam konferensi pers, di Jakarta, Kamis (21/7/2022).

Selain itu, bank sentral juga menahan suku bunga deposit facility sebesar 2,75 persen dan suku bunga lending facility sebesar 4,25 persen.

Perry mengatakan, di tengah tekanan eksternal yang meningkat BI terus mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas dan mendukung pemulihan ekonomi lebih lanjut. Salah satunya melalui penguatan kebijakan nilai tukar Rupiah untuk menjaga stabilitas sejalan dengan mekanisme pasar dan fundamental ekonomi.

Selain itu, bank sentral juga akan mempercepat normalisasi kebijakan likuiditas melalui kenaikan Giro Wajib Minimum (GWM) Rupiah secara bertahap.

Baca juga artikel terkait SUKU BUNGA ACUAN BI atau tulisan lainnya dari Dwi Aditya Putra

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Dwi Aditya Putra
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Anggun P Situmorang