tirto.id - Menteri Keuangan Sri Mulyani meminta Bursa Efek Indonesia (BEI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menjaga reputasi pasar modal Indonesia dengan melindungi investor kecil dan menumpas aksi predator saham yang kerap menggunakan segala cara demi mendapatkan keuntungan.
"Bagaimanapun juga, pasar akan tumbuh menciptakan pendalaman ekonomi dan keuangan jika reputasi dan kredibilitas regulator dan self regulatory organization efektif," kata Sri Mulyani di gedung BEI, Jakarta, Senin (29/12/2019).
Mantan direktur pelaksana bank dunia itu juga mengapresiasi kinerja BEI dan OJK sepanjang tahun 2019. Menurutnya, kedua regulator tersebut mampu menjaga kinerja pasar modal, meskipun iklim berbisnis sepanjang tahun ini cukup berat bagi dunia usaha.
Menyambut 2020, Sri Mulyani berharap OJK dan BEI terus menerus responsif terhadap segala perubahan yang terjadi guna menjaga ketahanan ekonomi dari gejolak ekonomi global yang akan mengancam pasar modal Indonesia.
"Jumlah investor saham kita 2,4 juta investor tumbuh 40 persen dibandingkan dengan tahun 2018, itu suatu kinerja impresif yang dilakukan oleh BEI dan OJK," imbuhnya.
Sri Mulyani sebelumya resmi menutup perdagangan di pasar modal jelang berakhirnya tahun 2019. Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), Senin (30/12/2019) tercatat turun 0,47 persen menjadi 6.299.
Meski IHSG parkir di zona merah, posisi IHSG pada akhir tahun ini sedikit lebih tinggi ketimbang posisi IHSG pada akhir tahun sebelumnya yang ditutup pada level 6.194. Sepanjang perdagangan, IHSG berada di posisi tertinggi pada level 6.336,90 dan terendah 6.289,54.
Tercatat 195 saham sempat menguat sehingga dan mendorong IHSG ke zona hijau. Namun, 234 saham melemah dan 152 saham diam di tempat menahan penguatan IHSG hari ini.
Transaksi perdagangan saham cukup ramai. Total frekuensi perdagangan saham 446.578 kali dengan volume perdagangan 16,5 miliar saham serta turn over sebesar Rp11,4 triliun.
Penulis: Hendra Friana
Editor: Ringkang Gumiwang