tirto.id - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, pandemi COVID-19 menciptakan situasi yang unik dan menantang untuk pemulihan ekonomi global. Sebab dunia dihadapkan kepada kemungkinan tinggi akan terjadi resesi di banyak negara.
"COVID-19 telah menciptakan situasi yang sangat unik dan menantang untuk pemulihan seperti ini," kata Sri Mulyani dalam B20 Summit di BNDCC, Bali, Senin (14/11/2022).
Dia menuturkan, kemampuan pemerintah mengelola terutama dalam menekan penyebaran COVID-19 dengan vaksin, mampu menciptakan momentum pemulihan. Namun tetap tidak boleh lengah karena pelemahan ekonomi global telah bergeser ke arah berbagai guncangan yang mengancam lingkungan ekonomi global.
IMF sendiri, kata Sri Mulyani telah memproyeksikan bahwa pertumbuhan ekonomi melambat secara signifikan dari 6 persen yang diproyeksikan di 2021 enam persen yang telah dicapai sekarang menjadi hanya 3,2 persen. Sementara pada 2022 akan semakin memburuk menjadi 2,7 persen.
"Revisi turun yang konsisten dari pandangan global dari semua lembaga internasional telah menandai meningkatnya risiko yang kita hadapi tahun ini," ujarnya.
Beberapa faktor telah memicu kondisi ini diantaranya seperti perang di Ukraina. Ketegangan geopolitik Rusia dan Ukraina telah memperburuk tekanan inflasi yang sudah melonjak. Ditambah adanya perlambatan ekonomi, termasuk Cina, dan kebijakan moneter yang lebih ketat untuk melawan inflasi.
"Tantangan utama jangka pendek menjadi jauh lebih kompleks dan sangat saling terkait. Tekanan inflasi tinggi yang berkepanjangan dan tekanan keuangan, kerawanan pangan, kesusahan dan fragmentasi geopolitik. Ini tentu bukan lingkungan yang mudah bagi para pelaku ekonomi, bagi Anda semua, dan juga bagi pembuat kebijakan," jelasnya.
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Anggun P Situmorang