Menuju konten utama

Soroti Politik Uang di Pemilu, Sandiaga Singgung Kasus Bowo Sidik

Sandiaga Uno menyinggung kasus uang 'serangan fajar' Bowo Sidik Pangarso saat berbicara soal dugaan maraknya politik uang di Pemilu 2019.  

Soroti Politik Uang di Pemilu, Sandiaga Singgung Kasus Bowo Sidik
Petugas Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) mendampingi Calon wakil presiden nomor urut 02 Sandiaga Salahuddin Uno (kiri), yang berkunjung untuk memantau rekapitulasi C1 di Kecamatan Kuranji, Padang, Sumatera Barat, Rabu (1/5/2019). ANTARA FOTO/Muhammad Arif Pribadi/ama.

tirto.id - Cawapres 02 Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan bahwa kasus politik uang di Indonesia masih marak terjadi dan menjadi penyakit yang akut. Dia juga menyebut beberapa kasus politik uang yang melibatkan kubu Jokowi.

Sandiaga mengatakan hal itu saat membuka forum bertajuk "Mengungkap Fakta-Fakta Kecurangan Pilpres 2019" yang digelar BPN Prabowo-Sandiaga, di Grand Sahid Hotel, Jakarta Pusat, Selasa (14/5/2019) sore.

"Kita juga mencium politik uang yang sangat tajam. Salah satu orang penting TKN pasangan calon 01 tertangkap oleh KPK, dengan barang bukti ratusan ribu amplop berisi uang. Diketahui amplop itu akan digunakan untuk serangan fajar," kata Sandiaga.

"Dalam persidangan terungkap penyiapan amplop itu melibatkan pejabat tinggi BUMN dan pejabat tinggi pemerintahan. Ini adalah puncak gunung es politik uang yang kelak mencederai demokrasi kita," tambah dia.

Pernyataan Sandiaga tersebut menyinggung kasus dugaan politik uang yang melibatkan politikus Golkar, Bowo Sidik Pangarso. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menyita uang Rp8 miliar yang sudah dimasukkan amplop dalam pecahan Rp20.000 dan Rp50.000 dari Bowo Sidik. Duit itu diduga akan dipakai untuk serangan fajar saat Pemilu 2019.

Sandiaga juga mengatakan banyak kasus politik uang terjadi di Jawa Tengah dan Jawa Timur, yang diduga melibatkan aparat pemerintahan dan keamanan.

"Ini telah menghancurkan sendi sendi demokrasi kita. Rakyat sebagai pemilik kedaulatan dibuat terlena. Bukannya memilih sesuai hati nurani, tetapi dipaksa atau setengah dipaksa, memilih yang memberikan iming-iming uang," ujar Sandiaga.

"Di sana-sini kami mendengar laporan bagaimana kepala desa, kepala pemerintahan, dipaksa menggerakkan pemerintah untuk memilih paslon tertentu. Dengan ancaman tindakan hukum," dia menambahkan.

Sandiaga mengakui pembutian kasus dugaan politik uang memang tidak mudah. Meskipun begitu, dia mendesak semua pihak mengakui politik uang masih terjadi di Pemilu 2019.

"Marilah kita jujur mengakui bahwa praktik-praktik kotor ini memang terjadi. Bukan hanya di satu tempat tetapi di banyak tempat," ujar dia.

Agenda di Grand Hotel Sahid dihadiri banyak pihak, termasuk Prabowo Subianto, Dahnil Anzhar Simanjuntak, Djoko Santoso, Ferry Mursyidan Baldan, dan Rizal Ramli.

Selain itu, hadir pula beberapa politikus kubu Prabowo seperti Mardani Ali Sera, Yunus Yosfiah, hingga Amien Rais dan ratusan relawan paslon 02.

Baca juga artikel terkait PEMILU 2019 atau tulisan lainnya dari Haris Prabowo

tirto.id - Politik
Reporter: Haris Prabowo
Penulis: Haris Prabowo
Editor: Addi M Idhom