tirto.id - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy merespons pernyataan Komisioner Bidang Pendidikan, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Retno Listyarti yang tidak setuju jika Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menggandeng Tentara Nasional Indonesia (TNI) untuk membina para peserta didik baru.
Apalagi pembinaan tersebut akan difokuskan pada karakter nasionalisme siswa melalui materi bela negara. Dirinya menegaskan, menggandeng TNI dalam sekolah agar jangan diartikan sebagai bentuk militerisasi.
"Kenapa TNI bukan yang lain [guru]? Bisa saja dengan yang lain. Tapi kita sudah sering juga kerja sama dengan TNI, jangan artikan itu militerisasi, tidak ada itu militerisasi," ujarnya saat di Kantor Kemendikbud, Senayan, Jakarta Selatan, Senin (8/7/2019).
Dirinya menjelaskan, jika TNI memiliki Komando Rayon Militer (Koramil), Pangkalan Udara (Lanud) dan beberapa lembaga lainnya untuk mengajarkan materi bela negara. Sehingga dengan pelibatan beberapa instansi tersebut, dapat lebih mudah untuk mengcover seluruh wilayah di Indonesia.
Selain dari TNI, Muhadjir juga menerangkan jika pihaknya akan melibatkan Badan Narkotika Nasional (BNN) yang nanti akan ikut memberikan pengetahuan ke sekolah-sekolah.
Kemudian akan bertemu dengan Kwartir Nasional (Kwarnas) Gerakan Pramuka. Sebab nantinya, pihaknya juga akan melibatkan Kwarnas Pramuka dalam kegiatan bela negara.
"Jadi urusan peserta didik baru terutama pada masa orientasi, harus multidimensional. Saya sudah minta pekan pengenalan sekolah tidak berlangsung tiga hari, tapi satu semester penuh tiap sabtu dan minggu dipakai pengenalan sekolah," terangnya.
Penulis: Riyan Setiawan
Editor: Maya Saputri