Menuju konten utama

Soal Vaksin COVID-19, Maruf Sebut Penyakit Tanpa Obat Cuma Pikun

Wapres Ma'ruf Amin mengatakan vaksinasi COVID-19 digolongkan sebagai kesiapan sehat sebelum sakit.

Soal Vaksin COVID-19, Maruf Sebut Penyakit Tanpa Obat Cuma Pikun
Wakil Presiden Ma'ruf Amin menyampaikan keterangan kepada wartawan tentang penanganan COVID-19 di Graha BNPB, Jakarta, Senin (23/3/2020). ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/ama.

tirto.id - Wakil Presiden Ma'ruf Amin menjawab urgensi vaksinasi dalam dalil agama. Ma'ruf mengaitkan vaksinasi sebagai upaya berobat. Menurut dia, dalil seseorang berobat pun dituangkan dalam hadis dengan bunyi 'berobatlah kamu, karena Allah tidak meletakkan penyakit kecuali ada obatnya.”

“Jadi setiap penyakit ada obatnya, cuma bisa ditemukan atau belum ditemukan saja. Kecuali, yang tidak ada obatnya itu penyakit pikun,” kata Ma'ruf dalam wawancara bersama Juru Bicara Pemerintah tentang COVID Reisa Broto Asmoro yang dikutip dari Sekretariat Presiden, Jumat (16/10/2020).

“Kalau orang pikun engga bisa diobati itu ya, tapi kalau yang namanya penyakit ada obatnya. Sedangkan preventif, mencegah, imunisasi termasuk, itu merupakan pencegahan termasuk preventif," lanjut Ma'ruf.

Ketua Umum MUI non-aktif itu pun menerangkan, ada dalil umum dalam agama yang meminta umat untuk bersiap dalam 5 hal, yaitu: umat harus bersiap saat muda sebelum tua; bersiap saat sehat sebelum sakit; kemudian siap kaya sebelum miskin; bersiap saat luang sebelum sibuk; dan bersiap saat hidup sebelum mati.

Dalam pandangan Ma'ruf, imunisasi digolongkan sebagi kesiapan sehat sebelum sakit. Sebab, pengobatan bisa berarti bersifat kuratif atau mengobati sakit dan preventif atau mencegah penyakit.

“Jadi masa sehat, kita harus gunakan untuk persiapkan, mencegah terjadinya sakit. Jadi itu barangkali dalil imunisasi,” kata Maruf.

Di sisi lain, Maruf juga menyinggung tentang penanganan wabah di masa lalu. Ia mengatakan, salah satu hadis Rasulullah SAW sudah menyatakan agar umat tidak masuk dalam tempat dengan wabah. Ia pun menyinggung pengalaman sayyidina Umar yang tidak jadi berkunjung ke Syria karena sedang ada wabah tha'un.

"Sayyidina Umar karena ada hadis, tahu ada hadis tadi larangannya tadi, memilih pulang," kata Ma'ruf.

Bahkan, kata Ma'ruf, kitab-kitab mengajarkan masyarakat untuk melakukan isolasi mandiri dan mencuci tangan saat wabah.

“Nama kitab itu, Badzlul Ma'un fi Fadhli Tha'un yang dikarang oleh Ibnu Hajar Al Asqolani di sana ketika terjadi wabah itu, pentingnya adalah mencuci tangan, juga menjaga jarak, juga isolasi,” kata Ma'ruf.

Baca juga artikel terkait VIRUS CORONA atau tulisan lainnya dari Andrian Pratama Taher

tirto.id - Kesehatan
Reporter: Andrian Pratama Taher
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Abdul Aziz