Menuju konten utama

Soal "Propaganda Rusia", Jokowi: Saya Baik-Baik Saja dengan Putin

Presiden Jokowi menjelaskan ungkapan Propaganda Rusia itu adalah terminologi dari artikel lembaga konsultasi politik Amerika Serikat, Rand Corporation, pada 2016.

Soal
Presiden Joko Widodo (tengah) berdialog dengan Tenaga Harian Lepas (THL) Tenaga Bantuan Penyuluh Pertanian (TBPP) di GOR Jatidiri, Semarang, Jawa Tengah, Minggu (3/2/2019). ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari.

tirto.id - Presiden Joko Widodo mengklarifikasi ungkapan "Propaganda Rusia" yang menjadi perbincangan publik akhir-akhir ini tidak mengarah kepada negara Rusia, namun menjelaskan soal istilah yang dipakai Rand Corporation pada 2016.

"Ya, ini kita tidak berbicara mengenai negara ya," kata Presiden Jokowi, usai acara Syukuran 72 Tahun Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dan syukuran gelar Pahlawan Nasional kepada Profesor Drs Lafran Pane di Jakarta Selatan, Selasa (6/2/2019) malam.

Menurut Presiden, ungkapan Propaganda Rusia itu adalah terminologi dari artikel lembaga konsultasi politik Amerika Serikat, Rand Corporation, pada 2016.

Propaganda Rusia yang dimaksud adalah teknik "firehose of falsehood" atau selang pemadam kebakaran atas kekeliruan yang dimunculkan oleh lembaga konsultasi politik Amerika Serikat Rand Corporation.

Presiden menegaskan maraknya kebohongan, dusta dan kabar hoaks bisa mempengaruhi dan membuat ketidakpastian.

Kepala Negara juga menjelaskan hubungan bilateral kedua negara sangat baik.

"Saya dengan Presiden Putin sangat-sangat baik hubungannya," ujar Jokowi menegaskan.

Akun resmi Kedubes Rusia di Indonesia dalam media sosial twitter, @RusEmbJakarta, pada Senin (4/2), menyebutkan istilah "Propaganda Rusia" direkayasa pada 2016 di Amerika Serikat dalam rangka kampanye pemilu presiden.

Menurut Pemerintah Rusia, istilah itu sama sekali tidak berdasarkan pada realitas.

Pemerintah Rusia juga menegaskan posisinya untuk tidak campur tangan pada urusan dalam negeri dan proses elektoral di negara asing, termasuk Indonesia.

Pernyataan Jokowi soal "propaganda Rusia ini" juga ditanggapi oleh kubu Prabowo-Sandi. Juru Bicara BPN Prabowo-Sandiaga, Miftah Nur Sabri menilai, pernyataan Joko Widodo yang menyebutkan ada tim sukses menggunakan konsultan asing bahkan menggunakan teori propaganda Rusia tak pantas diucapkan oleh Jokowi.

Kata Miftah, pernyataan itu dikhawatirkan bisa merusak terjalinnya hubungan baik antara Rusia dan Indonesia.

Juru Bicara TKN Jokowi-Ma'ruf, Ace Hasan Syadzily menilai calon petahana Jokowi tak bermaksud Rusia ke dalam kondisi politik di Indonesia jelang Pilpres 2019 ini.

Ace mengatakan istilah Propaganda Rusia, mulai populer setelah RAND Corporation menerbitkan artikel berjudul The Russian “Firehouse of Falsehood” Propaganda Modelyang ditulis oleh Christopher Paul dan Miriam Matthews. Artikel itu tercatat diterbitkan RAND tahun 2016.

Selanjutnya, penggunaan metode propaganda Firehose of Falsehood, ditengarai digunakan dalam berbagai proses politik elektoral di Brasil, Meksiko dan terakhir juga di Venezuela. Sehingga, lanjut Ace sudah menjadi bagian dari metode perpolitikan baru di era post-truth.

Baca juga artikel terkait PILPRES 2019 atau tulisan lainnya dari Maya Saputri

tirto.id - Politik
Reporter: Antara
Penulis: Maya Saputri
Editor: Dewi Adhitya S. Koesno