tirto.id - Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma’ruf Amin, Abdul Kadir Karding berharap masalah perusakan alat peraga kampanye berupa bendera Partai Demokrat di Pekanbaru, Riau, tidak dikaitkan dengan capres nomor urut 01 Joko Widodo.
Karding mengklaim dia sudah mengajak berdiskusi kader dan relawan TKN di sekitar Pekanbaru dari berbagai partai pendukung Jokowi-Ma’ruf Amin. Namun, semuanya tidak tahu soal kejadian perusakan bendera partai tersebut.
“Tapi jujur seakan-akan framing-nya [perusakan] dilakukan oleh kami. Oleh karena itu, kami tegaskan tidak ada,” jelas Karding pada Tirto, Senin (17/12/2018).
Karding pun mempersilakan Partai Demokrat mengusut kasus ini secara hukum yang berlaku. Dia berharap Partai Demokrat tidak sedang berusaha merusak hubungan Jokowi-SBY sebagai pemimpin negara yang sudah baik selama ini.
“Kami tidak ingin hubungan dengan Pak Jokowi dan Pak SBY tidak baik. Kami selalu berkomitmen hubungan kedua tokoh ini selalu dalam kondisi harmonis, penuh kekeluargaan karena itu adalah tata dasar Indonesia dan pasti banyak baiknya kalau dua tokoh ini berhubungan baik,” tegasnya lagi.
Salah satu tudingan dari Partai Demokrat terkait peristiwa ini adalah soal motif perusakan yang terjadi. Berdasar pengakuan Wasekjen Partai Demokrat Andi Arief, dia mendapat pengakuan dari tersangka bahwa perusakan ini adalah pesanan dari kader PDIP.
“Pengakuan pelaku pada kami [demikian],” kata Andi pada reporter Tirto, Sabtu (15/12/2018).
Hal ini kemudian dibantah oleh Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto. Menurutnya, PDIP tidak pernah melakukan hal-hal semacam itu.
“PDI Perjuangan tidak pernah main sembunyi-sembunyi. Kami selalu di ruang terbuka. Tidak ada untungnya bagi kami merusak atribut partai lain, apalagi Partai Demokrat. Sebab kami tidak punya ilmu merusak,” kata Hasto dalam keterangan tertulisnya.
Penulis: Felix Nathaniel
Editor: Maya Saputri