tirto.id - Kepala Pusat Penelitian Politik LIPI Prof. Dr. Firman Noor, MA menilai, persoalan penyegelan baliho yang terjadi pada Ketua DPP PSI Tsamara Amany bukan sesuatu yang perlu dibesarkan, karena tidak memberikan dampak pada elektabilitas calon legislatif tersebut.
"Penyegelan itu bukan masalah yang besar. Apalagi sampai berdampak pada elektabilitas. Karena naik turunnya elektabilitas dipengaruhi hal yang lebih besar daripada ini," ujarnya kepada Tirto, Jumat (28/12/2018).
Ada hal yang menurutnya jauh lebih penting untuk dipertanyakan. Terkait motif pemasangan peraga kampanye berukuran besar tersebut.
"Eksistensi seseorang tidak bisa diwakili oleh baliho. Apakah itu cara instan yang bisa meyakini orang bahwa anda bisa kerja?" ujarnya.
Firman memberi contoh, di negara maju cara berkampanyenya tidak hanya sekedar main besar-besaran alat peraga kampanye, melainkan diiringi dengan tindakan nyata pada masyarakat.
"Masalahnya, bagaimana sesorang kandidat menyampaikan pandangaannya dengan baik dan itu tidak cukup dengan besar-besaran baliho. Itu tidak cukup membuat masyarakat cerdas," ujarnya lagi.
Seperti pada pemberitaan sebelumnya, dikabarkan bahwa telah terjadi penyegelan baliho Ketua DPP Tsamara Amany di kawasan Jakarta oleh Pemprov DKI pada Kamis (27/12/2018) kemarin.
Penyegelan tersebut diakui oleh Tsamara sebagai tanggung jawab penyedia jasa baliho atau pihak ketiga. Karena pihaknya sudah mengikuti aturan yang berlaku.
"Jadi sebenarnya itu urusan antara vendor reklame dengan Pemprov [DKI Jakarta]," ujar Tsamara ketika dihubungi Tirto, Jumat (28/12/2018) siang.
Penulis: Alfian Putra Abdi
Editor: Yandri Daniel Damaledo