Menuju konten utama

Soal Hepatitis A di Pacitan, Dinkes Minta Warga Jaga Lingkungan

"Saya mengimbau masyarakat untuk PHBS-nya ditingkatkan."

Soal Hepatitis A di Pacitan, Dinkes Minta Warga Jaga Lingkungan
Ilustrasi hepatitis. Getty Images/iStockphoto

tirto.id - Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana (Dinkes dan KB) Kota Madiun meminta warga setempat untuk menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di lingkungan tempat tinggalnya guna mencegah penyebaran penyakit hepatitis A yang saat ini sedang marak terjadi di Kabupaten Pacitan, Jawa Timur.

Hal ini diungkapkan Kepala Dinkes dan KB Kota Madiun dr. Agung Sulistya Wardani di Madiun, Selasa (2/7/2019).

"Saya mengimbau masyarakat untuk PHBS-nya ditingkatkan. Di antaranya bisa cuci tangan pakai sabun yang harus digalakkan. Jadi setiap mau makan, habis BAB, habis buang air kecil, dan habis aktivitas apapun kalau mau makan harus cuci tangan pakai sabun di air mengalir," ujarnya sebagaimana diwartakan Antara.

Penyakit hepatitis A, lanjutnya, sangat menular namun bisa dicegah dengan hidup bersih dan sehat. Sedangkan, cara penularannya yakni masuk ke dalam pencernaan orang sehat melalui makanan maupun minuman yang tercemar tinja penderita virus hepatitis A.

"Hepatitis itu lewatnya 'fecal-oral'. Jadi apa yang dikeluarkan oleh penderita, kena orang sehat lewat makanan, bisa menular," katanya.

Meski penyakit hepatitis A tidak sampai mematikan, namun penderita yang terkena virus tersebut harus segara mendapat penanganan medis.

Terkait hal ini, Dokter Taufik Ramadhan Biya, spesialis penyakit dalam di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Zainal Umar Siddiki, di Gorontalo mengatakan, masyarakat perlu mengenali penyakit hepatitis, gejala-gejalanya dan tanggap dalam pencegahannya.

Ia mengatakan, hepatitis adalah penyakit peradangan yang terjadi di organ hati manusia yang umumnya disebabkan infeksi virus.

Taufik, SpPD yang juga bertugas di Rumah Sakit Umum Provinsi (RSUP) Ainun Gorontalo itu mengatakan, peradangan hati juga disebabkan oleh kondisi lain diantaranya, perilaku minum minuman beralkohol dengan intensitas sedang hingga tinggi, penyakit auto imun, serta zat racun atau obat-obat tertentu.

Kebiasaan mengkonsumsi obat tanpa petunjuk dokter pun kata dia, dapat memicu penyakit hepatitis yang dapat bersifat akut maupun kronis.

Gejala-gejala penyakit hepatitis kata dia, seperti mengidap flu, mual, muntah, demam dan lemas.

Bagian mata dan kulit berwarna kuning, merasakan nyeri perut, serta air seni menjadi gelap seperti warna teh.

Selain itu tambahnya, akan kehilangan nafsu makan. Itulah sebabnya penderita hepatitis akan mengalami penurunan berat badan.

Ia juga menjelaskan, seseorang yang mengalami hepatitis akut dapat memberikan beragam manifestasi dan perjalanan penyakit, mulai dari tidak bergejala, bergejala dan sembuh sendiri, maupun menjadi kronis.

Perilaku hidup sehat pun penting untuk diterapkan pada diri sendiri, keluarga dan lingkungan atau masyarakat sekitar.

Taufik menjelaskan beberapa pembagian hepatitis virus, yaitu hepatitis A, B, C, D dan E.

Penderita terbanyak adalah hepatitis virus B dan C, sedangkan yang tergolong paling berbahaya adalah hepatitis B.

Hepatitis tambah dokter berusia muda ini, tergolong menular dan dapat ditularkan melalui makanan dan minuman, air liur, transfusi darah, hubungan seksual, jarum suntik dan dari ibu hamil yang positif menularkan hepatitis ke bayi.

Cara mencegah hepatitis kata Taufik, cukup mudah yaitu mengandalkan kebiasaan menjaga kebersihan diri, menerapkan pola hidup sehat, tidak mengkonsumsi minuman beralkohol, tidak mengkonsumsi obat-obatan secara berlebihan ataupun tanpa pengawasan dokter, serta mendapatkan vaksin hepatitis.

Penyakit hepatitis lanjut dia, dapat berkomplikasi pada sirosis hati, kanker hati dan gagal hati.

Sementara untuk pengobatan hepatitis tergantung dari jenis virusnya. Seperti hepatitis virus A, B dan E akut, dapat dilakukan secara simtotatik atau tidak memerlukan pengobatan.

Hepatitis virus C akut dapat dilakukan pemberian obat anti virus. Untuk pengobatan hepatitis B dan C kronik, dapat juga diberi obat anti virus. Sejauh ini kata Taufik, dalam kurun waktu Januari hingga Juni 2019, pihaknya belum menemukan penderita hepatitis datang berobat di RSUD Zainal Umar Siddiki.

Baca juga artikel terkait HEPATITIS A

tirto.id - Kesehatan
Sumber: antara
Penulis: Yulaika Ramadhani
Editor: Agung DH