tirto.id - Terpilihnya Donald Trump dinilai akan meningkatkan kekhawatiran bahwa Washington bakal meningkatkan campur tangan dalam pengumuman data intelijen dalam negeri. Hal itu sebagaimana diinformasikan bekas kontraktor badan spionase AS Edward Snowden. Dilansir dari Antara, Selasa (15/11/2016), Snowden memperingatkan bahwa sistem checks and balances AS akan kehilangan landasannya akibat otoritarianisme.
Snowden berbicara dalam telekonferensi di Fakultas Hukum Universitas Buenos Aires, Argentina. Ia kini tinggal di Moskow di bawah kesepakatan suaka setelah membocorkan informasi rahasia negara pada 2013 yang telah memicu kemarahan dunia atas perilaku AS memata-matai dunia.
"Kita mengganti pemerintahan terbuka dengan otoritarianisme, pemerintahan yang tidak didasarkan kepada prinsip informasi yang disepati rakyat yang menyadari aktivitas-aktivitasya, melainkan didasrkan kepada kepercayaan terhadap kepribadian orang, kepercayaan kepada klaim, kepercayaan dengan harapan orang melakukan hal yang baik," kata Snowden.
Menyusul pembocoran rahasia intelijen oleh Snowden pada 2013, Washington sudah berjanji untuk tidak terlibat dalam spionase membabibuta. Namun Snowden ragu kebijakan itu bakal dimodifikasi oleh pemerintahan baru AS "yang punya nilai yang sangat berbeda dan bisa memerintah dalam kegelapan."
"Seandainya pemerintah tidak benar-benar memenangkan kepercayaan kita, karena selama bertahun-tahun mereka beroperasi dalam cara yang seharusnya kita dukung, apa yang terjadi jika itu berubah," tanya dia seperti dikutip Reuters. "Tantangan semacam inilah yang sekarang kita hadapi di Amerika Serikat pasca hasil Pemilu lalu."
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari