Menuju konten utama

SMRC: Elektabilitas Anies-Cak Imin di Bawah Ganjar dan Prabowo

Berdasarkan simulasi tiga pasangan dalam survei SMRC, Anies-Muhaimin mendapatkan dukungan 16,5%, Prabowo-Erick 31,7%, dan Ganjar-Ridwan Kamil 35,4%.

SMRC: Elektabilitas Anies-Cak Imin di Bawah Ganjar dan Prabowo
Bakal calon presiden Anies Baswedan (kiri) dan bakal calon wakil presiden Muhaimin Iskandar (kanan) berfoto bersama di sela Deklarasi Capres-Cawapres 2024 di Hotel Majapahit, Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (2/9/2023). ANTARA FOTO/Moch Asim/nym.

tirto.id - Hasil survei teranyar Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) menunjukkan duet Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar tidak berdampak signifikan dalam meningkatkan elektabilitas.

Berdasarkan simulasi tiga pasangan dalam survei SMRC, Anies-Cak Imin mendapatkan dukungan 16,5 persen; Prabowo Subianto-Erick Thohir 31,7 persen; dan Ganjar Pranowo-Ridwan Kamil 35,4 persen.

Pendiri SMRC Saiful Mujani menjelaskan saat masih didukung Nasdem, PKS, dan Demokrat, elektabilitas Anies sekitar 20 persen atau sama dengan perolehan suara tiga partai pendukungnya.

"Jika suara Anies-Muhaimin sekarang sekitar 16 persen, ini mencerminkan kekuatan dua partai," kata Saiful Mujani dalam keterangan tertulis yang dikutip pada Jumat (15/9/2023.

Melalui data tersebut, Saiful menjelaskan Anies tidak punya dukungan independen. Pendukung Anies merupakan pemilih partai pengusung.

Saiful juga menjelaskan Anies tidak membawa efek ekor jas. Salah satu indikatornya adalah saat Demokrat meninggalkan Anies karena memilih Cak Imin. Sekitar 78 persen dari pendukung Demokrat yang bergeser dukungan.

"Pemilih Demokrat yang bertahan memilih Anies tinggal 22 persen. Artinya pergeseran dukungan pemilih Demokrat dari Anies berlangsung cepat," ujarnya.

Sedangkan PKB, sebagai partai baru yang mendukung Anies, Saiful menyebut hanya 20 persen yang telah mengarahkan dukungan ke Anies. Ia berkesimpulan suara Anies yang relatif kecil akibat mesin politik yang belum dipanaskan.

"Pemilih PKB yang memilih Anies baru 20 persen. Artinya pemilih PKB belum otomatis bergerak mengikuti manuver elitnya. Dilihat dari sisi optimis, ini bisa karena mesin politik yang belum panas," jelasnya.

Sedangkan dari Nasdem dan PKS, mulai bisa menerima pasangan Anies-Cak Imin. Melihat dari survei yang masing-masing partai nyaris 100 persen memilih pasangan tersebut.

Survei ini menunjukkan mayoritas pemilih Nasdem atau 54 persen memilih Anies-Muhaimin, 15 persen memilih Ganjar-Ridwan, dan 31 persen Prabowo-Erick.

Pemilih PKS juga dominan memilih Anies-Muhaimin (69 persen), Ganjar-Ridwan 17 persen, Prabowo-Erick 14 persen, dan belum jawab 1 persen. Pemilih Demokrat hanya 22 persen yang memilih Anies-Muhaimin, 33 persen Ganjar-Ridwan, 39 persen Prabowo-Erick, dan 6 persen tidak jawab.

Saiful menyebut idealnya sekitar 70 sampai 80 persen pemilih Nasdem memilih Anies-Muhaimin. Walaupun belum maksimal, tapi setidaknya deklarasi Anies-Muhaimin tidak merontokkan dukungan partai tersebut.

“Ada pola di mana pemilih Nasdem tetap di belakang Anies,” jelasnya.

Di sisi lain, massa pemilih PKS cukup solid tetap mendukung Anies. Walaupun PKS tidak ikut dalam deklarasi Anies-Muhaimin bersama PKB dan Nasdem, namun terlihat para elitnya berkomunikasi dengan kedua partai tersebut dan tidak terlihat gejala PKS akan menarik dukungan dari Anies.

“Sejauh ini pemilih PKS solid terhadap Anies dan tidak terganggu Anies berpasangan dengan Muhaimin,” kata Saiful.

Saiful beranggapan kombinasi antara Muhaimin dan Anies ini mempertemukan antara sayap Islam modernis yang diwakili PKS dan Islam tradisionalis yang diwakili oleh PKB.

Saiful melihat Nasdem membuat koalisi pendukung Anies-Cak Imin menjadi lebih lengkap dengan bertemunya tiga entitas sosiologis pemilih Indonesia: Islam modernis (PKS), Islam tradisionalis (PKB), dan nasionalis (Nasdem).

“Ini koalisi yang merepresentasikan tiga blok sosiologis yang berbeda,” jelasnya.

Survei ini dilakukan melalui telepon dalam kurun waktu 5-8 September 2023. Survei melibatkan 1.212 responden berusia 17 tahun ke atas yang dipilih melalui metode random digit dialing (RDD) atau memilih nomor telepon secara acak. Margin of error dari survei ini sebesar 2,9 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.

Baca juga artikel terkait SURVEI SMRC atau tulisan lainnya dari Irfan Amin

tirto.id - Politik
Reporter: Irfan Amin
Penulis: Irfan Amin
Editor: Gilang Ramadhan