tirto.id - "Saya belum bisa daftar [UTBK] dikarenakan saat pendaftaran itu servernya selalu penuh, saat sudah masuk webnya pun kadang suka keluar sendiri."
Begitu keluh Sendy Terra, pelajar salah satu SMA di Jakarta kepada reporter Tirto, Minggu (3/3/2019). Remaja 18 tahun ini berkali-kali gagal mendaftar Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) yang menjadi syarat Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) 2019.
Sendy pertama kali mengakses situs pendaftaran UTBK pada Jumat (1/3/2019) pukul 11.00 WIB. Setelah berkali-kali gagal, ia mencoba kembali daftar UTBK pukul 15.00 WIB namun tetap tak berhasil.
"Saya takut enggak kebagian tempat yang saya inginkan untuk tesnya saja gitu. Sama takut nggak dapat waktu ujian yang saya inginkan juga," ujar remaja yang ingin melanjutkan kuliah ke Universitas Indonesia ini.
Meski gagal pada hari pertama, Sendy menyatakan bakal kembali mencoba daftar UTBK hari ini, Senin (4/3/2019).
Situs pendaftaran UTBK yang mengalami masalah pada Jumat (1/3/2019) diakui Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT). Namun, hal itu lekas direspons Ketua LTMPT Ravik Karsidi dengan menyatakan situsweb pendaftaran UTBK sudah pulih dan bisa diakses.
"Di awal memang seperti kaget, karena seperti diserbu bareng. Tapi sekarang sudah lancar. Silahkan masuk," ujar Ravik Karsidi kepada reporter Tirto, Jumat (1/3/2019). Ravik mengatakan saat itu ada sekitar 96 ribu pendaftar UTBK.
Namun, esok harinya, Sabtu (2/3/2019), LTMPT mengabarkan bahwa situs pendaftaran UTBK ditutup sementara. Pendaftaran UTBK akan kembali dibuka hari ini pukul 08.00 WIB.
"Berdasarkan evaluasi pendaftaran UTBK sejak dibuka dari 01 Maret 2019 sampai dengan 02 Maret 2019 pukul 12.00 WIB ternyata masih ditemui beberapa kendala," kata Ravik melalui surat edaran resmi yang diterima Tirto.
Terkait tidak optimalnya situs pendaftaran UTBK, Ketua Pelaksana Eksekutif LTMPT Budi Prastyo enggan menjelaskan lebih detail penyebabnya. Ia hanya mengatakan ada hal yang tidak terprediksi sebelumnya oleh tim LTMPT.
"Kami sedang melakukan perbaikan-perbaikan yang sebelumnya tidak kami prediksi. Besok saja setelah dibuka kembali, kami lakukan evaluasi," ujar Budi kepada Reporter Tirto, Minggu (4/3/2019).
Sistem yang Dipaksakan
Ketidaksiapan situs pendaftaran UTBK menerima ribuan pengunjung secara bersamaan dinilai sebagai kecerobohan pemerintah. Hal itu disampaikan pakar keamanan siber, Pratama Persadha.
Menurut Pratama, seharusnya pemerintah melakukan serangkaian uji coba dulu sebelum situs UTBK diluncurkan. Apalagi, kata dia, jumlah pendaftar UTBK bisa diperkirakan.
"Diuji berkali-kali dulu dengan stress test yang banyak," kata Pratama kepada reporter Tirto, Minggu (2/3/2019).
Menurut Pratama, LTMPT tinggal memperbesar bandwidth dan membuat unlimited traffic meter jika masalahnya adalah server down akibat tak bisa menampung banyaknya pengunjung. Namun, untuk memastikan penyebab utamanya perlu dilakukan audit digital forensik.
Ia memperkirakan jika ada 96 ribu pendaftar mengakses situs secara bersamaan, setidaknya dibutuhkan bandwidth dengan kapasitas minimal 1000 Mbps. "Kalau bisa dedicated connection. Bukan sharing."
Koordinator Nasional Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI) Ubaid Matraji juga menyesalkan ketidaksiapan situs pendaftaran UTBK. Ia menyarankan LTMPT selaku penyelenggara mengantisipasi hal ini dengan menyiapkan ujian berbasis offline.
Ubaid menambahkan soal akses internet yang belum merata, yang juga menjadi persoalan tersendiri yang harus diantisipasi pemerintah.
"Bilang soal calon mahasiswa yang tinggalnya jauh dari jangkauan internet. Jaringan dalam kondisi normal saja mereka susah akses internet, apalagi server yang suka down. Ini dikhawatirkan mempersulit akses," ujar Ubaid kepada reporter Tirto, Minggu (3/3/2019).
Penulis: Alfian Putra Abdi
Editor: Gilang Ramadhan