tirto.id - Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Reni Marlinawati turut prihatin atas kejadian persekusi yang dilakukan seorang siswa SMP yang mempersekusi guru honorer, Nur Kalim, di Gresik, Jawa Timur. Menurutnya. hal tersebut terjadi lantaran dampak minimnya penghargaan kepada guru honorer.
"Sehingga anak itu [siswa yang mempersekusi] berpikir, karena guru yang bersangkutan honorer, ia bisa semena-mena. Jadi tidak ada rasa hormat sama sekali," ujarnya kepada Tirto, Senin (11/2/2019).
Lebih lanjut, ia mengatakan, secara tanggung jawab guru honorer memiliki beban kerja yang sama dengan guru berstatus Aparatus Sipil Negara (ASN). Namun, secara hak jauh berbeda.
"Salah satu contohnya, gaji guru honorer Gresik itu saja hanya Rp450 ribu per bulan. Itulah mengapa guru honorer ini harus mendapatkan haknya dengan baik dan harus mendapatkan perhatian oleh negara," paparnya.
Nur Kalim sudah menjadi guru honorer selama lebih dari lima tahun dengan gaji hanya Rp450 ribu per bulan. Perihal kejadian persekusi tersebut, Reni juga menduga ada indikasi dari sistem pendidikan di sekolah yang tidak berjalan sebagaimana mestinya.
Menurutnya, hal yang utama perlu ditanamkan sekolah kepada murid-muridnya ialah bagaimana muridnya menjadi beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia. Baru setelah itu dituntun untuk menjadi pribadi yang cerdas, inovatis, dan kreatif.
"Sementara kejadian tersebut membuktikan tidak adanya perilaku dan akhlak yang baik. Ini harus menjadi kesadaran kita semua. Bahwa anak itu jangan hanya diekspos aspek intelektualnya saja. Tapi justru yang perlu diajarkan itu bagaimana akhlaknya," paparnya.
Sebelumnya jagat media sosial ramai oleh viralnya video durasi 54 detik yang menampilkan adegan siswa salah satu SMP di Gresik berinisial AA yang mempersekusi gurunya, Nur Kalim. Alasan murid mempersekusi guru lantaran tak terima ditegur merokok.
"Sebenarnya saya mulai marah merasa dilecehkan, tapi saya redam. Kalau saya memukul anaknya, perilaku itu sangat tidak terpuji dan bukan cara terbaik untuk mendidik," ujar Nur Kalim seperti dikutip Antara.
Penulis: Alfian Putra Abdi
Editor: Alexander Haryanto