Menuju konten utama

Sistem Pemilu Proporsional Tertutup Dinilai Lebih Efektif

Perdebatan tentang pemberlakukan kembali sistem pemilu secara proporsional kembali mengemuka di ranah politik Indonesia. Namun, sistem proposional tertutup dinilai lebih efektif dalam mendorong masuknya wakil rakyat terbaik di parlemen.

Sistem Pemilu Proporsional Tertutup Dinilai Lebih Efektif
Penyerahan DP4 dan DAK2 sebagai persiapan tahapan pemutakhiran data pemilih Pilkada Serentak 2017. Antara Foto/Wahyu Putro.

tirto.id - Sistem pemilu secara proporsional tertutup dinilai akan mendorong masuknya wakil rakyat terbaik di parlemen. Hal ini disampaikan Direktur Eksekutif Lembaga Penelitian Voxpol Center Pangi Syarwi Chaniago terkait pemberlakuan kembali sistem proporsional tertutup di ranah politik Indonesia.

"Kelebihan sistem proporsional tertutup memastikan bahwa masyarakat cukup memilih partai dan biar lah partai yang akan mengirimkan kader-kader terbaiknya ke parlemen, sebab partai tahu betul siapa kader yang punya kapasitas, integritas, narasi struktural dan kultural," kata Pangi di Jakarta, Jumat (22/7/2016).

Selain itu, Pangi mengatakan melalui sistem proporsional tertutup, selain berbiaya lebih murah, juga dapat menghidupkan kembali fungsi partai politik yakni menyiapkan kader menduduki jabatan kepemimpinan di parlemen.

“Sistem proporsional tertutup paling tidak mampu mendorong wakil rakyat ke arah yang lebih baik,” jelasnya.

Pangi menilai, selama ini melalui sistem pemilu proporsional terbuka, muncul kegelisahan yang mengelitik bagi kader yang sudah berjuang membesarkan partai, namun tidak terpilih dalam pemilu legislatif.

“Akibatnya, deparpolisasi ilmiah pun menggeliat, di mana seseorang tidak perlu bersusah payah menjadi pengurus partai. Hanya dengan menjadi 'penumpang gelap' dan terpilih dalam sebuah hajatan pemilu legislatif, [mereka] dapat masuk ke parlemen,” papar Pangi

Sementara itu terkait dengan perdebatan mengenai sistem proprosional terbuka atau tertutup Pangi mengatakan tidak tertutup kemungkinan diambil jalan tengah dengan memodifikasi kelemahan dan kelebihan kedua sistem itu.

"Bukan tidak mungkin kita mengambil jalan tengah dengan memodifikasi kedua sistem. Misalnya kelemahan porporsional tertutup adalah bagaimana memikirkan hubungan antara pemilih dan wakilnya tidak putus pasca-pemilu. Sedangkan kelemahan proporsional terbuka adalah meminimalisasi politik uang dan menjamurnya caleg instan," terang dia.

Baca juga artikel terkait POLITIK

tirto.id - Politik
Sumber: Antara
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari