Menuju konten utama

Sinopsis The Great Battle: Film Kolosal Sejarah Korea Selatan

Sinopsis film The Great Battle berkisah tentang sejarah Korea Selatan dalam masa peperangan. 

Sinopsis The Great Battle: Film Kolosal Sejarah Korea Selatan
Ilustrasi Bioskop. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Merasa jenuh dengan tayang yang itu-itu saja atau kehabisan drama kesayangan? Anda dapat mencoba menyaksikan The Great Battle atau dalam bahasa Korea berjudul Ansi-seong. Sebuah film laga kolosal Korea Selatan garapan sutradara Kim Kwang-sik.

Film yang bertemakan sejarah Korea Selatan ini disajikan secara apik dengan mengangkat cerita tentang peperangan dan perkelahian.

Dalam situs Rotten Tomatoes, film ini mendapat skor 86 persen dari tomatometer dan 84 persen dari audience score dengan total 91 user rating. Sementara di situs IMDb, The Great Battle mendapat skor 7/10 dari total 3.952 pemberi peringkat.

Sinopsis The Great Battle

Dibuka dengan scene peperangan Gunung Jupil, film ini mengisahkan tentang pertarungan antara pasukan Goguryeo dengan kekaisaran China yang ingin menguasai wilayah Korea pada tahun 645 Masehi. Pasukan Cina di bawah pimpinan Kaisar Dinasti Tang, Li Shimin (Park Sung-woong), tersohor dengan keahliannya dalam memenangkan setiap pertarungan bahkan sampai mendapat julukan sebagai ‘Dewa Perang’.

Hal itu kembali dibuktikan dengan kemenangannya dalam Perang Gunung Jupil. Jenderal Yeon (Yu Oh-seong) terpaksa harus menarik mundur pasukannya lantaran Li Shimin memiliki pasukan tambahan yang ia sembunyikan di balik bukit.

Usai peperangan, Jenderal Yeon mengutus salah satu tentaranya, Sa-mul (Nam Joo-hyuk), untuk membunuh Yang Man-chun (Jo In-sung), Komandan Benteng Ansi, yang dianggap telah mengkhianati rakyat Goguryeo. Namun, ketika tiba di Benteng Ansi, Sa-mul harus mengarang sebuah cerita.

Sa-mul mengarang cerita bahwa dirinya telah dikejar musuh serta hendak memberitahukan bahwa pasukan Tang sedang menuju Benteng Ansi. Bahkan Sa-mul mengaku siap untuk berjuang bersama memerangi tantara Li Shimin.

Berkat bualannya itu, Sa-mul diberi kepercayaan Yang Man-chun untuk selalu berada di sisinya, membawa bendera sebagai penanda posisi komandan. Sempat timbul rasa ingin membunuh Yang Man-chun ketika merapikan janggut sang komandan. Niat itu diketahui Yang Man-chun, tapi dirinya justru membiarkan dan memberikan Sa-mul kesempatan untuk membunuhnya di lain waktu.

Meski menang dalam pertempuran pertama, Sa-mul merasa tidak yakin nasib Ansi ke depannya akan semujur kala itu. Hari berganti, pasukan Tang terus melancarkan serangannya. Keduanya saling beradu strategi, perbandingan jumlah tentara yang tak sebanding nyatanya tidak memudarkan semangat pasukan Ansi.

Pertarungan terus berlanjut, pihak Li Shimin yang sudah dua kali menarik mundur pasukannya merasa tidak terima dan mulai membangun bukit persis di sebelah benteng Ansi. Cara ini dipercaya dapat melumpuhkan benteng Ansi dengan mudah.

Selain itu, cenayang yang mereka tangkap ketika perang melawan Goguryeo dikirimkan sebagai penyampai pesan peperangan. Si-mi (Jung Eun-chae), sang cenayang, yang tidak lain adalah mantan tunangan sang Komandan.

Meski begitu, Si-mi justru membocorkan rencana serangan Yang Man-Chun hingga mengakibatkan tewasnya Paso (Uhm Tae-goo), kekasih dari adik Yang Man-chun, Baek Ha (Kim Seol-hyun).

Lantas bagaimana kelanjutan nasib dari Benteng Ansi beserta penduduknya? Kisah selengkapnya dapat Anda saksikan melalui kanal streaming kesayangan Anda.

Baca juga artikel terkait FILM KOLOSAL atau tulisan lainnya dari Farizqa Ayuluqyana Putri

tirto.id - Film
Kontributor: Farizqa Ayuluqyana Putri
Penulis: Farizqa Ayuluqyana Putri
Editor: Alexander Haryanto