tirto.id - Drama televisi India, Ishq Mein Marjawan episode 68 tayang di ANTV Jumat (27/9/2019) pukul 12.00 WIB. Pada episode kali ini, Arohi kembali gagal menjalankan misinya untuk membunuh Deep. Arohi menuangkan racun ke minuman Deep, tetapi Tara meminta minuman tersebut. Tara menyuruh Arohi yang minum dan beberapa saat Arohi tak sadarkan diri.
Deep sedikit curiga dengan fisioterapi yang merawat ibunya. Fisioterapi tersebut mirip Arohi. Deep tetap memberi kesempatan Arohi untuk merawat ibunya. Arohi terus mencoba menjalankan misinya yakni membunuh Deep.
Deep terlihat menelepon seseorang dan akan pergi beberapa hari ke depan. Setelah menelepon, ibunya datang menasihati agar Deep pulang sebelum pemujaan di rumahnya berlangsung. Ibu juga mengingatkan Deep harus merawat Tara.
Setelah mengetahui rencana Deep, Arohi berbincang dengan Abimanyu tentang strategi apalagi yang akan dijalankan Arohi. Abimanyu memberi ramuan racun dari bahan herbal.
"Setelah lima menit, racun ini aku mengganggu fungsi kerja tubuh, sehari kemudian orang yang meminumnya akan mati," ujar Abimanyu pada Arohi saat Arohi menanyakan racun tersebut.
Sesaat kemudian, Arohi menuju dapur untuk menjalankan misinya, membuat minuman untuk Deep yang telah dicampur racun. Setibanya di dapur, Tara dan ibu sedang menyiapkan makanan. Arohi menjelaskan ke Tara ia memiliki sirup herbal.
"Saya akan membuatkan minuman herbal ini untuk Deep sebelum ia berangkat," ujar Arohi.
"Saya akan membantumu," jawab ibu. Ibu juga sepakat Deep membutuhkan minuman herbal.
Namun Arohi mencari alasan lagi agar dirinya saja yang menyiapkan minuman tersebut. Arohi melirik jam, pukul delapan. Dirinya masih memiliki waktu satu jam lagi untuk menyajikan minuman dan menjalankan misinya.
Tara mempersilakan Arohi untuk membuat minuman tersebut. Sesaat kemudian ibu dan Tara meninggalkan dapur. Arohi mulai meracik racun tersebut. Arohi menumbuk dedaunan dan memerasnya.
Minuman tersebut sudah jadi, Arohi menghidangkan lima gelas salah satunya berisi racun. Tara mengambil nampan yang ada di tangan Arohi kemudian memberikan segelas minuman tersebut untuk ibu. Arohi terkejut karena minuman yang akan diminum ibu berisi racun. Langsung saja Arohi meminta minuman tersebut.
Arohi mencari cara agar minuman yang berisi racun bisa diminum Deep. Beberapa saat kemudian, Deep menerima telepon dan membiarkan minuman itu di atas meja. Arohi mengambil kesempatan tersebut untuk menukar minuman dengan yang berisi racun.
Saat Deep hendak meminumnya, Tara meminta Deep untuk tidak meminum itu. Tara mengambil segelas minuman tersebut dan memberikannya pada Arohi. Tara meminta Arohi untuk meminum minuman yang berisi racun.
Arohi tak bisa menolak, ia pun hendak meminumnya. Tiba tiba saja gelas tersebut diambil oleh Abimanyu. Namun Arohi mengambilnya kembali dan meminumnya. Setelah itu, Arohi memberikan gelas itu pada Deep, tetapi gelas tersebut terjatuh dan pecah. Penawar racun yang dipegang Arohi jatuh ke dalam tas yang dipegang Deep.
Setelah minum, Arohi terlihat berjalan sempoyongan memegangi perutnya. Arohi menuju kamar dan tergeletak di kasur. Abimanyu berlari menemuinya.
Sebelum Deep berangkat, Deep menemukan botol kecil yang berisi penawar di tasnya. Abimanyu terlihat panik dan kebingungan mencari penawar. Deep membawa penawar tersebut ke kamar Arohi dan menaruhnya. Arohi bersembunyi di bawah kasur.
Abimanyu membawanya ke atas kasur. Arohi menunjuk penawar tersebut lalu Abimanyu mengambilnya. Abimanyu membantu Arohi untuk meminum penawar. Sesaat kemudian Arohi tak sadarkan diri.
Di lantai satu, ibu menemui Tara dan Deep, ibu membawa sari berwarna merah yang dulu Arohi pakai saat menikah dengan Deep. Ibu berkeinginan Tara memakainya di hari pemujaan nanti. Tara menerima sari tersebut. Sesampainya di kamar, Tara menggunting sari dan merobeknya.
Di kamar, Arohi sudah sadar dan ditemani oleh Abimanyu. Arohi kembali mencari informasi tentang Deep. Ibu melihat kamar Arohi yang lampunya masih nyala. Ibu mendatangi Arohi, mengetuk pintu kamarnya. Ibu mengajak Arohi untuk melakukan pemujaan bersama di bawah.
Penulis: Sarah Rahma Agustin
Editor: Dipna Videlia Putsanra