tirto.id - Biola Tak Berdawai sudah bisa disaksikan di Mola TV. Film yang rilis pertama kali pada 2003 ini bercerita tentang kehidupan penari balet yang sempat menyerah. Berdurasi 101 menit, Biola Tak Berdawai bergenre drama.
Biola Tak Berdawai berada dalam arahan sutradara dan penulis naskah Sekar Ayu Asmara.
Dalam ajang Festival Film Bandung 2004, film ini mendapat penghargaan dalam kategori Musik Terpuji (Addie MS).
Sementara pada ajang Asia Pacific Film Festival 2003, Biola Tak Berdawai membawa Ria Irawan menjadi Aktris Terbaik.
Selain Biola Tak Berdawai, Sekar Ayu Asmara juga merupakan sutradara Pesan dari Surga (2006) dan Belahan Jiwa (2005).
Dia juga menjadi penulis naskah Cowok Bikin Pusing (2011), Pintu Terlarang (2009), Darah Perawan Bulan Madu (2009), dan Selamanya (2007).
Sedangkan Ria Irawan, beberapa film terakhirnya yaitu Mekah, I’m Coming (2020), Kuambil Lagi Hatiku (2019), Mantan Manten (2019), Bumi Itu Bulat (2019), Koboy Kampus (2019), Wedding Agreement (2019), dan A Man Called Ahok (2018).
Sinopsis Biola Tak Berdawai
Karir dan impian Renjani (Ria Irawan) sebagai penari balet kandas. Untuk mengubur masa lalu dan cita-cita itu, dia pindah dari Jakarta menuju Yogyakarta. Renjani tinggal di rumah warisan neneknya.
Di sana dia mengabdikan hidupnya untuk merawat anak-anak tunadaksa. Banyak dari anak-anak ini yang hidupnya tidak dikehendaki oleh orangtua mereka.
Dalam menjalani hari-hari merawat anak-anak, Renjani mendapat bantuan dari dokter anak berusia 40 tahun bernama Mbak Wied (Jajang C Noer).
Dari sekian banyak anak, salah satunya bernama Dewa (Dicky Lebrianto) yang berusia delapan tahun.
Dewa menjadi anak kesayangan Renjani. Dia juga memperlakukan Dewa layaknya anak normal.
Suatu hari, Renjani menari balet. Renjani terkejut melihat ekspresi Dewa saat dia sedang menari balet.
Renjani melihat bahwa Dewa memiliki sebuah bakat. Hal itu membuat Renjani membawa Dewa ke resital biola.
Di tempat itu, Renjani dan Dewa bertemu dengan Bhisma (Nicholas Saputra), mahasiswa musik berusia 23 tahun. Bhisma tertarik pada penampilan Renjani.
Sejak saat itu, jalinan persahabatan mulai terjalin. Begitu pula dengan Dewa, dia mulai beraksi ketika Bhisma memainkan biola mengiringi tarian Renjani.
Penulis: Sirojul Khafid
Editor: Nur Hidayah Perwitasari