Menuju konten utama

Sindikat Penyadap ATM Membobol 64 Bank di Indonesia dan Luar Negeri

Polisi menemukan indikasi kuat bahwa lima orang pelaku penyadapan ATM yang baru-baru ini tertangkap merupakan jaringan internasional.

Sindikat Penyadap ATM Membobol 64 Bank di Indonesia dan Luar Negeri
Kapolsek Ngadiluwih Shokhib Dimyati (tengah) menenangkan sejumlah nasabah yang mendatangi kantor Bank Rakyat Indonesia (BRI) unit cabang Ngadiluwih, Kediri, Jawa Timur, Senin (12/3/18). ANTARA FOTO/Prasetia Fauzani.

tirto.id - Penyidik Polda Metro Jaya menduga 5 orang warga negara Rumania, Hungaria dan Indonesia, yang ditangkap karena menyadap mesin Anjungan Tunai Mandiri (ATM), merupakan bagian dari jaringan internasional.

Kepala Unit IV Subdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya Ajun Komisaris Polisi Rovan Richard Mahenu mengatakan jaringan pelaku skimming tersebut diduga sudah membobol 64 bank.

"Bank di luar negeri juga jadi korban," kata Rovan di Jakarta, pada Jumat (16/3/2018) seperti dikutip Antara.

Rovan menjelaskan tiga pelaku skimming tersebut dan jaringannya membobol saldo rekening nasabah pada 13 bank Indonesia dan 51 bank di luar negeri. Karena itu, Rovan menyimpulkan sindikat tersebut merupakan jaringan internasional yang melakukan kejahatan antarnegara.

Polda Metro Jaya mengumumkan telah menangkap lima anggota sindikat itu pada hari Jumat. Tiga warga Rumania adalah Caitanovici Andrean Stepan (28), Raul Kalai (28) alias Lucian Meagu dan Ionel Robert Lupu (28). Satu warga Hungaria, yakni Ferenc Hugyec (27). Pelaku terakhir adalah WNI asal Bandung bernama Milah Karmilah (30).

Polisi menangkap mereka di empat tempat. Pertama, De Park Cluster Kayu Putih Blok AB 6 Nomor 3 Serpong, Tangerang, Banten. Kedua, Bohemia Vilage 1 Nomor 57 Serpong, Tangerang. Ketiga, Hotel Grand Serpong, Tangerang. Keempat Hotel De Max, Praya, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Polisi menyita berbagai alat untuk mencuri data nasabah bank seperti deepskimmer yang sudah jadi, encorder dan tiga unit spycam. Berdasarkan pemeriksaan sementara sindikat pembobol saldo rekening nasabah itu telah beroperasi sejak Juli 2017.

Dari pelaku, polisi juga menyita sejumlah barang bukti yang menguatkan peran para pelaku sebagai penyadap mesin ATM, di antaranya sebanyak 1.480 kartu ATM palsu dari berbagai bank. Terbanyak, dari BRI, dengan jumlah 1.211 kartu ATM.

Para tersangka menyasar nasabah bank dengan menyimpan alat deepskimmer pada mesin ATM di wilayah Jakarta, Bandung, Tangerang, Yogyakarta dan Denpasar.

Penangkapan lima anggota sindikat tersebut terjadi tak lama usai puluhan nasabah BRI di Kediri terkuras saldonya. Saldo rekening mereka diduga lenyap karena menjadi korban aksi skimming.

Baca juga artikel terkait NASABAH BRI

tirto.id - Hukum
Sumber: antara
Penulis: Addi M Idhom
Editor: Addi M Idhom