tirto.id - Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, Yusuf Rendy menilai kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi akan memberikan dampak terhadap sektor-sektor lain. Salah satunya akan berdampak meroketnya beberapa harga komoditas pangan
"Perlu digaris bawahi bahwa ketika pemerintah menaikan harga BBM, dampak lain atau muara lain kenaikan harga kepada barang-barang lain," kata dia saat dihubungi Tirto, Kamis (1/9/2022).
Sementara itu, dia khawatir ketika seluruh harga barang-barang pangan naik pemerintah akan sulit mengontrolnya. Karena sebagian pedagang menurutnya akan tetap mempertahankan harga yang tinggi meskipun harga BBM diturunkan.
"Dugaan saya itu akan terasa sulit jarang dilakukan pedagang ya sudah dia sudah menaikan harga, ketika BBM turun harganya tetap segitu aja," bebernya.
Dia menuturkan walaupun beberapa masyarakat tidak mempermasalahkan, tetapi pemerintah perlu memperhatikan dan pertimbangan dalam memutuskan kenaikan harga BBM. Yusuf memberikan contoh seperti menaikkan berapa persen harga BBM perlu dimunculkan dalam proses pertimbangan.
Sementara itu, Anggota Komisi V DPR RI Suryadi mengatakan, kenaikan BBM secara makro akan mengakibatkan inflasi. Secara dampak pun akan berpengaruh kepada transportasi, sehingga biaya mobilitas barang, jasa, dan orang akan meningkat.
"Apa lagi kebutuhan BBM ini salah satu yang utama di beberapa sektor seperti transportasi, yang tidak hanya berdampak pada mobil pribadi tapi juga sarana produksi," papar Suryadi.
Lebih lanjut, kenaikan harga BBM subsidi tidak hanya berdampak pada inflasi yang tinggi, tetapi juga meningkatkan jumlah orang miskin di Indonesia. Tingginya inflasi dapat berpengaruh terhadap konsumsi rumah tangga, yang merupakan penopang pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini, di mana 56 persen disumbang oleh konsumsi rumah tangga.
"Kenaikan harga BBM akan mengakibatkan kenaikan harga barang kebutuhan masyarakat menjadi tinggi, ini akan sangat memberatkan. Sehingga ini harus dibatalkan, karena dampaknya yang sangat luar biasa," ujar Suryadi.
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Intan Umbari Prihatin