tirto.id - Sikap resmi Presidium Alumni 212 dalam Pilkada 2018, Pileg dan Pilpres 2019 akan ditentukan dalam musyawarah ulama dan pengurus pada Mukernas akhir bulan Januari 2018 serta arahan dari pimpinan Front Pembela Islam (FPI) Rizieq shihab.
Presidium Alumni 212 juga angkat bicara mengenai polemik yang terjadi akibat pertemuan mantan Ketua PSSI La Nyalla Mahmud Mattalitti dengan anggotanya dalam konteks Pilkada 2018.
Humas Presidium Alumni 212 Novel Bamumin menyatakan pertemuan tersebut tidak berhubungan dengan sikap politik organisasinya.
“Presidium Alumni 212 tidak terlibat, tidak bertanggung jawab dan tidak ikut campur dalam agenda politik praktis partai,” kata Novel melalui keterangan tertulisnya, Sabtu (13/1/2018).
Baca: Presidium Alumni 212 Tak Mau Terseret Kisruh La Nyalla-Prabowo
Novel menegaskan bahwa pihaknya tidak pernah merekomendasikan tokoh untuk dicalonkan dalam Pilkada 2018. “Hanya mengimbau dan mengharapkan Koalisi Partai 212 (PKS, PAN, Gerindra dan PBB) tetap solid dan tidak berkoalisi dengan partai pendukung Penista Agama dan Perppu ormas,” kata dia.
Sebelumnya, salah satu anggota Presidium Alumni 212 sekaligus Sekjen Forum Umat Islam (FUI) Al-Khaththath sempat menyatakan La Nyalla sebagai satu dari lima tokoh yang direkomendasikan ulama dan Presidium Alumni 212 maju menjadi kepala daerah.
Namun seluruh rekomendasi itu diabaikan. Padahal, menurut Al-Khaththath, La Nyalla dan empat nama lainnya merupakan para kader aksi bela Islam 212. “Jadi dari 5 nama, salah satunya adalah Mas La Nyalla, itu ternyata tidak satupun yang diberikan rekomendasi,” kata Al-Khaththath saat mendampingi La Nyalla Mattaliti dalam konferensi pers di Tebet, Jakarta Selatan, Rabu (11/1).
Baca: Garda 212: Wadah Politik Praktis Alumni 212 Pimpinan Idrus Sambo
Penulis: Alexander Haryanto
Editor: Alexander Haryanto