tirto.id - Peter Gontha menjadi sosok yang tengah mencuat di jagat media sosial usai dirinya menyampaikan keresahannya terhadap Timnas Indonesia. Mantan Duta Besar RI untuk Polandia itu mengungkapkan pendapatnya atas komposisi pemain timnas yang kini diwarnai pemain diaspora.
Pendapat Peter Gontha diunggah melalui akun Instagram pribadinya, yaitu @petergontha. Dengan turut meng-upload logo PSSI, Peter menulis caption yang berisikan total 8 pertanyaan sekaligus jawaban. Sorotan tertuju pada pertanyaan nomor 5, 6, dan 7. Berikut ini isinya:
"5. Apakah anda tau bahwa naturalisasi mereka hanya sementara, karena mereka mempunyai dua paspor, nanti kalau sudah selesai main di Indonesia mereka akan buang status WNI mereka? (saya tau)
6. Apakah mereka mau membuang tunjangan sosial mereka dinegara nya begitu saja? (saya rasa tidak).
7. Apakah menurut anda tidak lebih baik membina pemain kita dari muda (SD s/d Dewasa)? (saya rasa demikian)"
Atas unggahannya di atas, Peter Gontha dianggap tak menghargai usaha Timnas Indonesia untuk mencapai progres. Apalagi, kritik Peter Gontha muncul usai Indonesia menahan imbang lawan kuat, yakni Arab Saudi dan Australia di ronde 3 Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia.
Siapa Peter Gontha yang Kritik Naturalisasi Timnas Indonesia?
Terlepas dari kritik Peter Gontha terhadap naturalisasi, timbul pertanyaan mengani sosok yang disebut eks Dubes RI untuk Polandia itu. Siapa sesungguhnya Peter Gontha? Bagaimana latar belakang Peter Gontha?
Peter Gontha lahir dengan nama lengkap Peter Frans Gontha pada 4 Mei 1948. Ia dilahirkan di Semarang, Jawa Tengah pada 76 tahun lalu dari pasangan Victor Willem Gontha dan Alice Sinsoe-Deij.
Merujuk tulisan Akhir Matua Harahap berjudul "Sejarah Manado (17): Victor Willem Gontha, Radja Martoea Loebis dan Hoesein Sastranegara; Sekolah Polisi Sukabumi 1941", Gontha adalah marga dari Manado-Minahasa. Sementara Victor Willem Gontha diketahui pernah mengenyam pendidikan di sekolah polisi.
Pengalaman Victor Willem Gontha di sekolah polisi terjadi pada masa Hindia Belanda. Pada 1941, Willem Gontha termasuk ke dalam rombongan yang dipromosikan mengikuti kursus pelatihan inspektur polisi.
Kursus mulai diadakan pada 10 Oktober 1941 di Sekolah Pelatihan Polisi di Sukabumi. Selain Victor Willem Gontha, beberapa orang yang mengikuti kursus tersebut adalah Radja Martoea Loebis dan Hoesein Sastranegara.
Victor Willem Gontha lantas menikah dengan Alice Sinsoe-Deij. Masih mengacu tulisan Akhir Matua Harahap, Alice melahirkan Peter Frans Gontha di rumah sakit St Elizabeth Semarang pada 4 Mei 1948. Saat itu, mereka telah berada di Semarang, tepatnya tinggal di Jalan Sidodadi Oost no. 26, Semarang.
Meski sang ayah berlatar belakang polisi, Peter Gontha menapaki kariernya sendiri. Peter pernah menjadi awak kapal pesiar Holland-American Line. Kapal pesiar ini berpusat di Belanda, dengan rute trans-Atlantik.
Peter Gontha lantas mendapatkan beasiswa dari perusahaan Shell untuk belajar akuntansi di Praehap Institute Belanda. Ia kemudian berkarier di Citibank New York dan pernah jadi Vice President American Express Bank untuk Asia.
Peter Gontha juga dikenal sebagai selebriti. Hal ini tak lepas dari kemunculannya sebagai "bos" di reality show The Apprentice Indonesia. Bahkan, Peter Gontha dipercaya menjadi CEO di The Apprentice Indonesia.
Reputasi Peter Gontha meluas ke sektor bisnis. Sebagai salah satu pengusaha atau pebisnis, Peter tercatat pernah mendirikan sejumlah perusahaan, seperti Plaza Indonesia Realty, Bali Intercontinental Resort, Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI), Surya Citra Televisi (SCTV), hingga Indovision.
Jejak rekam Peter Gontha dikenal pula di dunia hiburan. Pasalnya, ia menggagas salah satu gelaran pentas musik jazz terbesar di Indonesia, yaitu Jakarta International Java Jazz Festival (Java Jazz).
Pada akhir masa pemerintahan Presiden SBY, Peter Gontha diangkat menjadi Duta Besar Indonesia untuk Polandia. Ia dilantik pada 15 Oktober 2014 bersama 21 dubes lain. Jabatan ini dipegang Peter Gontha hingga 2018.
Penulis: Ahmad Yasin
Editor: Fitra Firdaus