tirto.id - Peter Todd diduga merupakan sosok dibalik Satoshi Nakotomo, nama anonim pencipta Bitcoin. Lantas, siapa pencipta pertama Bitcoin dan apa peran Satoshi Nakotomo?
Dugaan Peter Todd sebagai sosok asli Satoshi Nakotomo muncul setelah HBO merilis film dokumenter berjudul “Money Electric: The Bitcoin Mystery”. Karya ini disutradarai Cullen Hoback dan mulai dirilis sejak Selasa, 8 Oktober 2024.
"Saya rasa kami menyajikan kasus yang hebat. Namun, kepercayaan diri saya tidak sepenting apa yang penonton pahami dari bukti yang disajikan dan bagaimana tersangka utama bereaksi ketika dihadapkan dengan bukti tersebut,” kata Cullen Hoback, seperti dikutip laman Documentary.
Sontak, pengakuan itu menimbulkan spekulasi baru terkait siapa sebenarnya pencipta Bitcoin? Apakah memang Satoshi Nakotomo atau justru Peter Todd? Simak ulasannya.
Nama Asli Pencipta Bitcoin
Bitcoin merupakan salah satu mata uang kripto atau mata uang digital peer to peer yang dibuat Satoshi Nakamoto pada tahun 2009. Bitcoin menjadi mata uang digital yang terdesentralisasi alias tidak terpusat. Sejak saat itu, belum ada yang tahu siapa sosok asli Satoshi Nakamoto hingga muncul sejumlah teori.
Peter Todd menjadi salah satu teori terbaru yang dikaitkan sebagai sosok asli Satoshi Nakamoto setelah rilis “Money Electric: The Bitcoin Mystery” 2024. Ia merupakan developer software sekaligus pengembang Bitcoin asal Kanada.
Salah satu penguat dugaan dimunculkan melalui postingan forum pada 2010 yang melibatkan Peter Todd dan Satoshi Nakamoto. Todd diduga memposting sesuatu yang merupakan kelanjutan dari aksi Satoshi. Terkait hal ini, Todd membantah dirinya dikaitkan dengan Satoshi.
"Ini akan menjadi sangat lucu jika Anda memasukkannya ke dalam film dokumenter dan sekelompok pengguna Bitcoin menontonnya," kata Todd, dikutip via Quartz.
Peter Todd bukan satu-satunya nama yang dikaitkan dengan Satoshi Nakamoto. Menurut keterangan BBC, ada nama Dorian Nakamoto. Ia adalah warga keturunan Jepang-Amerika Serikat (AS) yang tinggal di California, AS. Nakamoto membantah klaim yang sebelumnya dimunculkan Newsweek itu.
Sosok lain yang cukup menyita perhatian ialah Craig Wright. Ia termasuk pengusaha dan ilmuwan komputer asal Australia. Craig Wright bahkan mengklaim sendiri bahwa ia merupakan sosok asli Satoshi Nakamoto. Namun, klaim ini dinyatakan tidak benar oleh pengadilan tinggi di Inggris.
Nama lain yang cukup populer ialah Leonard Harris "Len" Sassaman. Ia merupakan seorang ahli kriptografi asal Amerika. Sassaman meninggal dunia pada 2011, tak lama setelah Nakamoto berhenti beraktivitas di Bitcointalk, forum awal diskusi terkait cryptocurrency.
Jumlah Kekayaan Satoshi Nakamoto
Teka-teki Satoshi Nakamoto menjadi menarik. Apalagi terkait jumlah kekayaannya. Konon, dikabarkan Nakamoto menyimpan kekayaan sekira $69 juta di dompet Bitcoin miliknya. Tak ayal, ia disebut-sebut masuk daftar 20 orang terkaya dunia.
Pada bulan Agustus 2024, pihak Federal Bureau of Investigation (FBI) turut angkat suara terkait siapa sosok Satoshi Nakamoto. Hal itu menyusul permintaan yang diajukan pengusaha teknologi dan peneliti disinformasi, Dave Troy, melalui Undang-Undang Kebebasan Informasi (FOIA).
Hanya saja, FBI tak memberi konfirmasi pasti soal sosok Satoshi Nakamoto. Bisa jadi, sosok Nakamoto dikendalikan satu orang atau lebih.
"FBI menyatakan bahwa Satoshi bisa jadi adalah satu atau lebih individu. FBI tidak dapat mengonfirmasi maupun menyangkal keberadaan mereka,” tulis U Today.
Satoshi Nakamoto dan pencipta Bitcoin memang belum terdeteksi secara jelas hingga kini. Meskipun demikian, karya dan kontribusinya diakui sebagai konsep uang digital yang terdesentralisasi.
Satoshi Nakamoto dalam "Bitcoin: A Peer-to-Peer Electronic Cash System" menyebutkan, mereka menawarkan sebuah sistem transaksi elektronik tanpa bergantung kepercayaan.
Katanya, kerangka kerja koin biasa yang terbuat dari tanda tangan digital memberikan kontrol yang kuat terhadap kepemilikan, tetapi tidak lengkap tanpa cara mencegah pembelanjaan ganda.
"Untuk mengatasi hal ini, kami mengusulkan sebuah jaringan peer-to-peer yang menggunakan proof-of-work untuk mencatat riwayat transaksi publik yang dengan cepat menjadi tidak praktis jika node-node mengontrol mayoritas daya CPU," tulisnya.
Penulis: Dicky Setyawan
Editor: Beni Jo & Yulaika Ramadhani