tirto.id - Jaleswari Pramodhawardani menyatakan mundur dari jabatan sebagai Deputi V Kepala Staf Kepresidenan pada hari Rabu, 31 Januari 2024.
Perempuan yang akrab disapa Dani itu mengungkapkan secara langsung pernyataan mundur di Kantor Staf Presiden (KSP), Jakarta.
"Melalui siaran pers ini, saya Jaleswari Pramodhawardani menginformasikan pengunduran diri saya dari jabatan Deputi V Kepala Staf Kepresidenan terhitung 1 Februari 2024," tutur Jaleswari, seperti dilaporkan Antaranews.
Salah satu alasan yang mendasari untuk mundur adalah masalah etika dan keyakinan. Sebagai bagian dari Deputi Inklusi Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar Pranowo-Mahfud MD, ia tidak ingin posisinya justru menjadi beban politik Presiden Jokowi.
"Alasan pengunduran diri saya didasari pada etika dan keyakinan yang saya harus pegang. Dalam hal ini, saya menyadari penuh bahwa saya perlu menghindari situasi dimana saya dapat dipersepsikan sebagai beban politik bagi Bapak Presiden maupun lembaga kepresidenan secara umum dikarenakan pilihan politik pribadi saya," lanjutnya.
Profil Jaleswari Pramodhawarni
Jaleswari Pramodhawarni atau Dani merupakan seorang Deputi V Kantor Staf Presiden (KSP). Deputi tersebut membawahi bidang politik, hukum, pertahanan, keamanan, dan HAM (hak asasi manusia).
Dani pernah kuliah di Universitas 17 Agustus 1945. Dirinya kemudian memperoleh gelar master setelah menempuh pendidikan di Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia (UI). Fokus yang dijalani terkait HAM, kesetaraan gender, dan reformasi militer.
Selain menjadi Deputi V KSP, ia juga termasuk salah satu penasihat senior LAB 45 (Laboratorium Indonesia 2045), yakni sebuah lembaga kajian yang menyelaraskan ilmu pengetahuan dan praktik empiris di bidang peramalan strategis.
Jaleswari juga menjadi seorang peneliti di LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia) hingga membikin Local Government Studies (LOGOS).
Aktivis HAM, kemanusiaan dan kesetaraan perempuan ini secara giat terus menyuarakan pemikirannya mengenai HAM hingga urusan militer.
Pada periode 2014, Jaleswari Pramodhawarni pernah mengungkapkan awal permulaan Gerakan Perempuan setelah Jokowi melantik delapan perempuan sebagai menteri dalam Kabinet Kerja periode 2014–2019.
Daftar menteri perempuan tersebut meliputi Puan Maharani, Retno Marsudi, Siti Nurbaya Bakar, dan Susi Pudjiastuti. Kemudian Nila Moeloek, Khofifah Indar Parawansa, Yohana Yembise, serta Rini Soemarno.
"Ketika perempuan terpilih menjadi menteri, ia pasti dijejal dengan pertanyaan mampukah ia memimpin? Sedangkan laki-laki tidak ditekan dengan pertanyaan yang sama ketika terpilih," tuturnya.
Arsjad Rasjid, Ketua Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar Pranowo-Mahfud MD, pada Rabu (15/11/2023) lalu menyampaikan jajaran Deputi Inklusi dari tokoh perempuan. Salah satunya ialah Jaleswari Pramodhawarni.
"Saya memiliki komitmen yang kuat terhadap prinsip-prinsip demokrasi, dan saya percaya bahwa demokrasi adalah landasan kuat bagi kemajuan bangsa ini. Sementara itu, sebagai seorang staf presiden, saya juga menghormati hubungan hierarki dan etika dalam organisasi," ungkap Jaleswari.
Ia memastikan akan tetap menjaga integritas sebagai seorang Deputi V Kepala Staf Kepresidenan yang tergabung ke dalam TPN Ganjar-Mahfud. Dirinya juga mengklaim tidak akan menggunakan fasilitas negara dan cuti ketika menggelar rapat bersama TPN.
Berikut adalah daftar pengalaman Jaleswari Pramodhawarni:
- Peneliti Senior LIPI
- Penasihat Kebijakan Senior The Indonesian Institute
- Anggota Bineksos (Perhimpunan Indonesia Untuk Pembinaan Pengetahuan Ekonomi dan Sosial)
- Deputi V Kepala Staf Kepresidenan
- Komisaris PT. Pindad (Persero)
- Penasihat Senior Laboratorium Indonesia 2045