Menuju konten utama

Serangan Universitas Amerika Afghanistan Tewaskan 12 Orang

Terjadi serangan di Universitas Amerika Afghanistan di Kabul yang menewaskan 12 orang, terdiri atas ujuh siswa, tiga polisi, dan dua penjaga keamanan. Hingga kini tidak ada kelompok yang mengklaim bertanggung jawab atas peristiwa tersebut.

Serangan Universitas Amerika Afghanistan Tewaskan 12 Orang
Mahasiswa berjalan menuju sebuah kendaraan polisi setelah mereka diselamatkan dari lokasi penyerangan di American University of Afghanistan di Kabul, Afganistan, Kamis (25/8). ANTARA FOTO/REUTERS/Mohammad Ismail.

tirto.id - Dua belas orang tewas dalam serangan yang terjadi pada Kamis (25/8/2016) di Universitas Amerika di Kabul, Afghanistan, dan menyebabkan ratusan mahasiswa melarikan diri dengan panik. Serangan itu berakhir setelah dua orang bersenjata ditembak mati. Demikian informasi yang dilansir redaksi dari situs Huffington Post.

“Tujuh siswa, tiga polisi, dan dua penjaga keamanan tewas selama serangan,” ujar Kepala polisi Kabul Abdul Rahman Rahimi

Serangan sekitar 18:30 waktu setempat itu diawali dengan timbulnya ledakan mobil, lantas diikuti tembakan dari tersangka yang agresif menyerang ke lokasi para staf asing dan murid bekerja.

“Pasukan elite Afghanistan kemudian mengepung kompleks berdinding dan menangani insiden tersebut setelah sebelumnya berhasil memasuki lokasi kejadian,” papar seorang pejabat senior kementerian dalam negeri.

Penyerang yang menembak secara sporadis hingga terdengar sepanjang malam itu akhirnya mampu dilumpuhkan sebelum fajar dalam operasi tersebut. Operasi pembersihan kemudian dilakukan oleh tim teknik kriminal.

"Pertarungan berakhir dan setidaknya dua penyerang tewas," kata seorang pejabat polisi di lokasi kejadian.

Sementara itu, Kementerian Kesehatan menyebutkan bahwa tidak ada orang asing yang dilaporkan terluka dalam serangan tersebut.

Kepala Departemen Investigasi polisi Kabul Kriminal Fraidoon Obaidi mengatakan bahwa polisi telah mengevakuasi antara 700 dan 750 mahasiswa dari universitas yang populer dengan siswa dari kaum elite di Afghanistan ini.

Selama terjadi tembakan, mahasiswa yang ketakutan pun berkumpul dan membentuk barikade sendiri di ruang kelas sedangkan banyak pula yang melompat dari lantai dua untuk melarikan diri. Sebagian besar dari para siswa itu telah berhasil lolos.

"Banyak siswa melompat dari lantai dua, beberapa patah kaki dan beberapa terluka kepala mereka mencoba melarikan diri," jelas Abdullah Fahimi, seorang mahasiswa yang lolos. Fahimi mengalami luka pada pergelangan kakinya karena melompat dari lantai dua.

"Kami berada di kelas ketika kami mendengar ledakan keras yang diikuti oleh tembakan. Itu sangat dekat. Beberapa siswa menangis dan yang lain berteriak," lanjutnya.

Ahmad Mukhtar, mahasiswa yang juga melarikan diri, menceritakan bahwa orang-orang bersenjata telah masuk ke gedung-gedung universitas meskipun langkah-langkah keamanan telah dilakukan penjaga bersenjata dan melalui menara pengawas.

"Saya baru selesai kelas dan hendak pergi. Kemudian saya mendengar beberapa suara tembakan dan ledakan besar, diikuti oleh lebih tembakan. Saya berlari ke arah pintu keluar darurat dengan siswa lain, memanjat dinding, dan melompat di luar,” ungkap Mukhtar.

Sebelumnya, kelompok militan Islam -- terutama Taliban Afghanistan dan cabang lokal dari Negara Islam -- telah mengklaim serangkaian serangan bom yang bertujuan mengganggu stabilitas Afghanistan dan menggulingkan pemerintah dukungan Barat Presiden Ashraf Ghani.

Namun, tidak ada pihak yang mengklaim telah bertanggung jawab untuk serangan di Universitas Amerika ini.

Target serangan yang ditujukan pada universitas dan stafnya merupakan yang kedua kalinya dalam bulan ini.

Pada 7 Agustus 2016, dua guru yang terdiri atas seorang Amerika dan Australia masih hilang setelah diculik di bawah todongan senjata dari jalan.

Universitas Amerika Afghnistan ini memiliki sekitar 1.700 mahasiswa dan menyatakan diri sebagai universitas negara yang nonprofit, nonpartisan, dan bersifat koedukasional. Universitas ini dibuka pada tahun 2006 dan melayani mahasiswa baik penuh waktu maupun paruh waktu.

Baca juga artikel terkait SERANGAN atau tulisan lainnya dari Yuliana Ratnasari

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Yuliana Ratnasari
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari