tirto.id - Militer Israel melancarkan serangan udara ke Jalur Gaza pada Senin (12/11/2018) malam. Serangan itu menghancurkan kantor stasiun TV Al Aqsa milik Hamas.
Mengutip laporan AP News, Selasa (13/11/2018), sebelum meluncurkan serangan udara, Israel telah melepaskan tembakan peringatan. Tembakan itu menyebabkan Stasiun TV Hamas menghentikan seluruh program TV dan menggantinya dengan logo.
Beberapa menit kemudian, Israel meluncurkan serangan udara dan meratakan gedung tiga lantai itu. Hingga berita diturunkan, belum ada laporan korban jiwa terkait serangan itu.
Juru bicara Hamaz Fawzi Barhoum mengutuk serangan itu dan menyebutnya sebagai "agresi biadab." Sepuluh menit usai serangan itu, stasiun TV Al Aqsa menyiarkan lagu-lagu nasional yang telah direkam sebelumnya.
Menurut pihak Israel, stasiun tv tersebut kerap menyiarkan propaganda kekerasan dan menyediakan pesan operasional kepada militan.
Sebuah gedung perkantoran berlantai lima yang menjadi kantor media Hamas dan bangunan lain yang digunakan oleh dinas keamanan internal Hamas juga hancur dalam serangan udara Israel. Namun belum ada laporan soal korban jiwa.
Bentrok antara Israel dan Hamas kerap terjadi usai kelompok militan Islam dari Otoritas Palestina yang didukung internasional pada 2007 menguasai Gaza. Dalam bentrok terakhir, lebih dari 2.200 warga Palestina --sebagian besar adalah warga sipil-- tewas dan 73 orang tewas di sisi Israel.
Israel dan Mesir telah mempertahankan blokade di Gaza sejak pengambilalihan Hamas. Namun blokade itu telah menghancurkan ekonomi Gaza.
Selama lebih dari tujuh bulan, Hamas telah memimpin protes di sepanjang perbatasan Israel yang sebagian besar bertujuan untuk mematahkan blokade itu.
Lebih dari 170 warga Palestina tewas oleh tembakan Israel selama aksi protes itu. Israel mengatakan mereka menjaga perbatasannya agar tak disusupi Hamas.
Dalam beberapa minggu terakhir, para mediator Mesir dan PBB hadir guna mendorong terciptanya perdamaian di perbatasan Israel tersebut.
Pada Minggu (11/11/2018), bentrok antara pasukan Israel dan militan Palestina kembali terjadi di Jalur Gaza, menewaskan satu tentara Israel dan 7 warga Palestina.
Serangan Israel serta bentrok yang terjadi ini menjadi titik balik dari rencana Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk mulai menciptakan damai di perbatasan tersebut. Minggu lalu, Netanyahu mulai mengizinkan Qatar untuk memberikan bantuan 15 juta dolar AS pada penguasa Hamas yang dilaporkan kekurangan uang.
Kepada wartawan Netanyahu mengatakan ini merupakan langkah yang tepat untuk menciptakan kedamaian di perbatasan Israel-Gaza dan meminimalisir krisis kemanusiaan di pesisir Palestina. Hamas juga menanggapi dengan mulai menurunkan intensitas protes di perbatasan pada Jumat (9/11/2018).
Editor: Yantina Debora