Menuju konten utama

Serangan Bom Bunuh Diri di Kabul Hari Ini Tewaskan 24 Orang

Dalam sebuah pernyataan yang bertanggung jawab atas serangan tersebut, Taliban mengklaim telah menargetkan sebuah bus yang membawa personel yang bekerja untuk badan intelijen pemerintah.

Serangan Bom Bunuh Diri di Kabul Hari Ini Tewaskan 24 Orang
Polisi memeriksa lokasi serangan bom bunuh diri di Kabul, Afghanistan, Rabu (3/5). ANTARA FOTO/REUTERS/Omar Sobhani

tirto.id - Taliban dilaporkan telah menewaskan sedikitnya 24 orang dan melukai puluhan lainnya dalam serangan bom bunuh diri terhadap sebuah bus yang membawa pegawai pemerintah di ibu kota Afghanistan, Kabul.

Serangan tersebut terjadi di bagian barat kota Kabul pada jam sibuk, dan terutama membunuh pegawai kementerian pertambangan dan minyak Afghanistan, demikian menurut polisi Kabul yang dilansir The Guardian.

Namun, dalam sebuah pernyataan yang bertanggung jawab atas serangan tersebut, Taliban mengklaim telah menargetkan sebuah bus yang membawa personel yang bekerja untuk badan intelijen pemerintah.

Serangan tersebut terjadi setelah demonstrasi besar yang direncanakan pada Senin (24/7/2017), dibatalkan satu hari sebelumnya karena ancaman keamanan.

Sebuah demonstrasi sebelumnya, tepat satu tahun yang lalu, yang diselenggarakan oleh Gerakan Pencerahan, sebuah koalisi aktivis masyarakat sipil yang memperjuangkan hak-hak yang lebih baik bagi minoritas Hazara, diserang oleh pelaku bom bunuh diri yang menewaskan setidaknya 80 orang.

Isis mengaku bertanggung jawab atas serangan tahun lalu.

Protes hari Senin tersebut dibatalkan setelah panitia bertemu pada Minggu (23/7/2017) dengan Presiden Afghanistan Ashraf Ghani, penasihat keamanan nasionalnya, dan wakil menteri dalam negeri, Jenderal Ali Murad yang juga seorang Hazara.

Tidak jelas apakah pelaku serangan bom bunuh diri awalnya bermaksud untuk menargetkan para pemrotes, namun seorang pejabat Barat mengatakan bahwa ada laporan yang menyebutkan bahwa penyerang diminta menempatkan sasaran ke target semula ketika demonstrasi dibatalkan.

Bom tersebut meledak dekat rumah Mohammad Mohaqeq, seorang politisi Hazara dan wakil kepala eksekutif pemerintah.

Basir Mujahed, juru bicara polisi Kabul, mengatakan sebagian besar korban adalah staf kementerian pertambangan dan perminyakan.

Taliban Afghanistan telah meningkatkan serangannya di seluruh negeri. Pekan lalu, militan menyerang delapan pusat distrik di seluruh negeri hanya dalam dua hari. Selama akhir pekan, mereka merebut Kohistan di Provinsi Faryab dan Taywara di Provinsi Ghor.

Di Ghor, militan Taliban menyerbu sebuah rumah sakit distrik, menewaskan enam polisi yang terluka dan merusak bagian rumah sakit, menurut pejabat keamanan setempat.

Selain itu, minggu lalu, di Provinsi Badakhshan timur laut, Taliban membunuh setidaknya 32 anggota kelompok pemberontakan polisi dan pemberontakan pemerintah setempat dalam sebuah upaya untuk menangkap distrik Tagab.

Serangan yang mungkin paling spektakuler terjadi pada Kamis (20/7/2017), ketika Taliban menabrakkan tiga kendaraan Humvee yang dicuri dari tentara Afghanistan dan membawa bahan peledak ke pos keamanan pemerintah di distrik Gereshk Helmand.

Setelah serangan tersebut, militan mengklaim bahwa salah satu pembom bunuh diri adalah putra pemimpin tertinggi kelompok tersebut, Mawlawi Haibatullah Akhunzada.

Sumber di dalam Taliban mengkonfirmasi bahwa putra pemimpin berusia 23 tahun, Abdur Rahman, yang diketahui di bawah nom de guerre (nama samaran), Hafiz Khalid, telah tewas dalam serangan tersebut.

Pernyataan itu tidak diverifikasi secara independen, dan bisa menjadi upaya propaganda untuk menggalang gerakan di belakang pemimpin tersebut, yang mewarisi perpecahan internal ketika dia mengambil alih kepemimpinan tahun lalu setelah pembunuhan pendahulunya, Mullah Akhtar Mansour, dengan sebuah pesawat tak berawak AS.

Sebanyak 1.662 warga sipil dilaporkan terbunuh dalam konflik Afghanistan pada paruh pertama tahun 2017, sebuah rekor tertinggi menurut PBB. Ibukota Afghanistan menyumbang sekitar 20% dari semua warga sipil yang tewas dan terluka, bahkan melebihi Helmand.

Pemerintah Afghanistan percaya Pakistan menjadi pendukung utama pemberontakan Afghanistan.

Pada hari Sabtu (22/7/2017), Pentagon mengumumkan bahwa AS akan menahan penggantian militer sebesar 50 juta dolar AS ke Pakistan karena gagal mengekang jaringan Haqqani, sayap militer garis keras Taliban. Tahun lalu, pemerintahan Obama menahan 300 juta dolar AS.

Baca juga artikel terkait BOM BUNUH DIRI atau tulisan lainnya dari Yuliana Ratnasari

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Yuliana Ratnasari
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari