tirto.id - Jumlah utang yang ditarik pemerintah untuk menambal defisit APBN sepanjang 2018 tercatat mencapai Rp366,7 triliun, tumbuh negatif 14,5 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Realisasi itu setara dengan 91,8 persen dari target Rp399,2 triliun yang dipatok dalam dokumen Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2018.
Lebih rinci, penerbitan surat berharga negara (SBN) per Desember mencapai Rp 358,4 triliun dari target Rp414,5 triliun. Realisasi SBN tercatat tumbuh negatif 18,9 persen dibandingkan periode sama tahun 2017.
"Sepanjang 2018 pengelolaan pembiayaan utang semakin membaik. Hal tersebut ditunjukkan dengan realisasi utang yang hingga akhir tahun semakin menurun," demikian penjelasan Kementerian Keuangan seperti dikutip dalam dokumen APBN Kita, Rabu (23/1/2019).
Tahun ini, proyeksi pembiayaan anggaran pemerintah serta ketergantungan terhadap utang valuta asing, terutama untuk SBN diproyeksikan menurun. Rasio penurunan ketergantungan terhadap utang valuta asing tersebut didasarkan atas beberapa hal.
Pertama, menghindari pertumbuhan menghindari fluktuasi mata uang asing dan kenaikan yield SBN akibat adanya kebijakan tight money policy dari The Fed.
"Perang dagang yang diperkirakan masih terus akan berlanjut serta adanya kemungkinan Brexit jilid dua dari negara-negara Eropa," lanjut penjelasan Kemenkeu.
Kedua, adanya rencana penerbitan SBN retail secara online setiap bulan dalam rangka pendalaman pasar dalam negeri sehingga masyarakat dapat terus berpartisipasi dalam pembangunan Indonesia.
Penulis: Hendra Friana
Editor: Maya Saputri