tirto.id - Pihak Kepolisian Hongkong mendapat pemberitahuan dari pihak berwenang Cina bahwa seorang pria asal Inggris bernama Hilary St John Bower tewas terbunuh di Cina pada Selasa, (22/3/2016), setelah sebelumnya dinyatakan hilang oleh kepolisian Hongkong.
Pihak kepolisian Hongkong menyatakan bahwa Hilary St John Bower, yang bekerja sebagai seorang pengajar bahasa Inggris di Universitas Politeknik Hongkong, telah dinyatakan tewas selama lebih dari satu minggu pada saat dia dilaporkan hilang pada 30 Maret lalu.
"Korban tewas pada sore hari 22 Maret lalu di Cina daratan," kata kepolisian Hongkong, setelah menerima pemberitahuan dari pihak kepolisian Cina daratan.
Meskipun demikian, pernyataan dari pihak kepolisian tersebut tidak menyebutkan rincian kejadiannya, seperti bagaimana dia terbunuh, apa yang menyebabkan dia dibunuh, atau mengapa pihak berwenang menghabiskan waktu lama untuk mengkonfirmasi kematian Bower.
Pihak kepolisian Hongkong saat ini sedang mencari penjelasan lebih lanjut dari pihak berwenang Cina dan masih melanjutkan penyelidikan terkait kasus tersebut.
Seorang juru bicara dari Kantor Luar Negeri dan Persemakmuran Inggris mendesak pihak berwenang setempat untuk segera melakukan penyelidikan guna menemukan informasi lebih lanjut terkait pembunuhan Bower.
Universitas Politeknik juga tidak memberikan tanggapan langsung terkait penyelidikan kasus Bower
Sebagai tambahan, Bower telah mengajar di Universitas Politeknik sejak 1996 lalu, menurut data yang tercantum dalam laman resmi universitas. Bower sebelumnya telah mengajar di Cina, Korea Selatan, Thailand, Spanyol dan Kuwait.
Pembunuhan terhadap warga negara asing adalah peristiwa yang jarang terjadi di Cina, meskipun ada kasus pembunuhan warga negara Inggris lainnya pada 2011 lalu, Neil Heywood. Isteri mantan pemimpin utama China Bo Xilai kemudian ditetapkan sebagai tersangka di balik terbunuhnya Heybood, yang menyebabkan lengsernya kekuasaan Bo. (ANT)