tirto.id - Anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI) dari pemilihan Jawa Barat Eni Sumarni prihatin melihat data penelitian yang menyatakan sebanyak 40 persen mahasiswa tidak hafal Pancasila, sehingga rasa nasionalismenya rendah.
“Kami sangat prihatin, karena hal tersebut menyebabkan rasa nasionalisme generasi muda menjadi berkurang. Contohnya, sekarang ada artis yang melecehkan Pancasila,” kata Eni dalam sosialisasi bidang keagamaan Kowani, di Jakarta, Rabu (6/4/2016).
Menurut dia, hasil penelitian yang dilakukan dirinya bersama dengan Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Jawa Barat menyebutkan sebanyak 40 persen mahasiswa tidak hafal Pancasila.
Penyebab utama dari kondisi tersebut, lanjut dia, adalah lemahnya sosialisasi empat konsensus dasar seluruh rakyat Indonesia hingga ke tingkat RT/RW. Keempat konsensus tersebut adalah Pancasila, UUD 45, NKRI, dan Bhineka Tunggal Ika.
Dia menambahkan seharusnya keempat konsensus tersebut dapat menjadi landasan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Sementara itu, Ketua DPP Kowani Masyitoh Chusnan menyayangkan banyaknya anak-anak yang tidak hafal dengan Pancasila. Menurut Masyitoh hal itu terjadi karena pelajaran mengenai Pancasila itu jauh berkurang dibandingkan zaman Orde Baru.
“Ini perhatian bagi para pendidik dan pemerintah, karena bagaimana pun Pancasila merupakan ideologi negara. Kalau sampai generasi muda tidak hafal ideologi negara, maka ini adalah ancaman bagi negara,” ujarnya.
Menurut Masyitoh, Pancasila merupakan pemersatu elemen bangsa karena di antara sila-sila yang ada saling terkait. Masyitoh menyarankan agar para orang tua turut berperan dalam menanamkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan nyata.
Sementara itu Ketua Bidang Keagamaan Kowani, Dr Khalilah, mengatakan sosialisasi itu merupakan bagian dari upaya Kowani untuk menyatukan penerapan kehidupan beragama dan bernegara. (ANT)