Menuju konten utama

Selamatnya Anet dari Penyekapan Pulomas Disebut Mukjizat

Ibu dari Zanette Kalila Azaria, salah satu korban penyekapan di Pulomas, menyebut apa yang terjadi pada putrinya sebagai suatu mukjizat.

Selamatnya Anet dari Penyekapan Pulomas Disebut Mukjizat
Korban selamat dalam kasus pembunuhan Pulomas Zanette Kalila (kedua kiri) menabur bunga di pusara makam kakaknya Dianita Gemma Dzalfayla yang menjadi korban tewas dalam kasus itu di TPU Tanah Kusir, Jakarta, Rabu (28/12). ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja.

tirto.id - Ibu dari Zanette Kalila Azaria, salah satu korban penyekapan di Pulomas, menyebut apa yang terjadi pada putrinya sebagai suatu mukjizat. Perempuan bernama Almianda Saphira itu tak menyangka anaknya bisa bertahan lama dalam ruangan yang sempit dan berdesak-desakan dengan korban penyekapan lain.

"Ajaib banget, mujizat banget jadi semua mungkin juga nggak menyangka dia bisa bertahan," kata Almianda Saphira di Rumah Sakit Kartika Pulomas, Jakarta Timur, Jumat (30/12/2016).

Gadis berusia 13 tahun yang akrab disapa Anet itu adalah satu dari sebelas orang yang disekap perampok di toilet rumahnya. Dari sebelas orang yang disekap, enam di antaranya meninggal dunia, termasuk ayahnya Dodi Triono dan dua saudarinya, Diona Arika dan Dianita Gemma.

"Anet kan kuat, kuat banget," ujarnya yang merupakan mantan istri kedua Dodi Triono.

Saphira mengatakan putrinya sempat berzikir saat disekap bersama 10 orang lain di kamar mandi pengap oleh para perampok. "Dia cuma bisa berzikir. Kita sendiri di luar nalar, alhamdulillah Allah turunkan kuasanya di situ," imbuhnya.

Sejauh ini, Saphira menjelaskan kondisi putrinya telah membaik meski Anet masih flu dan batuk. Interaksi dengan putrinya pun berjalan lancar seperti biasa. Anet memiliki keterbatasan khusus (tuna wicara dan tuna rungu) dan saat ini merupakan siswi sekolah Santi Rama, setelah pindah dari SMP Bakti Mulia 400.

Atas kondisinya yang lekas membaik, Saphira memuji kinerja tim kepolisian yang bertugas memulihkan trauma putrinya. Menurut dia, putrinya merasa senang ditangani dengan baik oleh tim yang bertugas memulihkan traumanya.

"Alhamdulillah dari pihak yang berwajib care banget. Penanganannya juga baik. Tapi memang harus pelan pelan ya," ungkapnya.

Selama di rumah sakit Anet mencoba menghibur diri selama dirawat di rumah sakit. "Hari ini dia masih main Instagram, dia lagi nunggu komik baru, baru mau baca-baca saja, menghilangkan jenuh katanya," kata Saphira.

Meski kondisi Anet telah membaik, Saphira mengaku belum tahu kapan putrinya diperbolehkan keluar dari rumah sakit. "Saya belum tahu, yang terbaik dari mereka (dokter) saja. Saya ikut mereka," katanya.

Saphira akan menyerahkan keputusan pada putrinya untuk memilih di mana akan tinggal setelah keluar dari rumah sakit. Sebelumnya, Anet tidak tinggal bersama ibu kandungnya yang sudah bercerai dengan sang ayah tahun lalu. Gadis berusia 13 tahun itu tinggal serumah bersama ayahnya Dodi Triono, yang meninggal dalam kasus perampokan Pulomas.

"Yang nyaman buat Anet saja, terserah dia, tinggal sama ibunya yang pasti," ujarnya sebagaimana diceritakan kepada Antara.

Baca juga artikel terkait PENYEKAPAN PULOMAS atau tulisan lainnya dari Akhmad Muawal Hasan

tirto.id - Hukum
Reporter: Akhmad Muawal Hasan
Penulis: Akhmad Muawal Hasan
Editor: Akhmad Muawal Hasan