Menuju konten utama
Liga Italia

Sejarah 9 Januari: Lazio Lahir Lebih Dulu dari AS Roma

Lazio menorehkan sejarah emas pada milenium baru, bertepatan dengan peringatan 100 tahun kelahiran klub asal Kota Roma ini.

Sejarah 9 Januari: Lazio Lahir Lebih Dulu dari AS Roma
Pemain Lazio merayakan gol. FOTO/REUTERS

tirto.id - Tanggal 9 Januari 1900 atau hari ini 118 tahun silam, Societa Podistica Lazio didirikan di Roma, Italia. Satu dekade kemudian, 9 Januari 1910, perkumpulan olahraga ini membentuk cabang sepakbolanya yang diberi nama Societa Sportiva atau SS Lazio. Biancoceleste lahir jauh terlebih dulu dari rival sekota di Liga Italia Serie A, AS Roma, yang baru muncul pada 1927.

Lazio bergabung dengan kompetisi yang dikelola oleh Federasi Sepakbola Italia atau FIGC sejak 1912. Jenjang kompetisi Serie A belum ada kala itu. Penampilan Lazio di masa-masa awal ini sebenarnya cukup baik, namun selalu gagal meraih juara.

Selanjutnya, pada 1927, muncul satu lagi klub dari ibukota, yaitu AS Roma. Tim baru ini gabungan dari 3 klub sepakbola asal ibukota, kecuali Lazio yang tetap berdiri sebagai satu klub sendiri lantaran intervensi beraroma politik kala itu. Kelak, pertemuan dua klub sekota ini terkenal dengan sebutan Derby Della Capitale.

Ketika Serie A sebagai kompetisi sepakbola tertinggi di Italia mulai digulirkan pada 1929/1930, Lazio langsung ikut serta namun hanya finish di peringkat 15. Pencapaian terbaik terjadi pada musim 1937/1938. Lazio menempati urutan kedua di klasemen akhir.

Liga Italia sempat vakum pada musim 1944/1945 karena Perang Dunia II. Musim 1945/1946 kompetisi digulirkan kembali dan Lazio menempati posisi 7 di akhir kompetisi. Dua musim beruntun, yakni 1955/1956 dan 1956/1957, klub berlambang elang –simbol Kekaisaran Romawi– ini Lazio memungkasi kompetisi di posisi 3.

Berjaya Setelah Tak Berdaya

Konsistensi Lazio mendapatkan ujian dalam periode padat ini. Akhinya, Biancoceleste harus rela terdegradasi pada musim 1960/1961 karena hanya finish di urutan 18. Selama dua musim, klub dengan jersey utama berwarna biru langit ini terpaksa berkubang di Serie B.

Sempat kembali ke Serie A, Lazio beberapa kali terjun lagi ke Serie B dalam perjalanan klub selanjutnya. Tercatat, pada musim 1967/1968, 1968/1969, 1971/1972, 1980/1981, 1981/1982, 1982/1983, 1985/1986, 1986/1987, serta 1987/1988, pasukan elang ibukota melakoni kiprahnya di kompetisi level kedua.

Ada moment bersejarah dalam rentang periode itu. Musim 1973/1974, Lazio untuk pertamakalinya merengkuh gelar scudetto alias juara Serie A. Padahal, dua musim sebelumnya, klub ini susah-payah berjuang di Serie B.

Pada 1970/1971, untuk pertamakalinya Lazio mencicipi kompetisi Eropa yang kala itu bertitel Inter-Cities Fairs Cup. Ajang ini diikuti oleh klub-klub mapan benua biru macam Arsenal, Barcelona, Juventus, Liverpool, Bayern Munchen, dan lainnya. Sayang, Lazio langsung tersingkir di fase awal usai dikandaskan Arsenal.

Selain kenangan manis, tim Biru-Langit juga pernah mengalami periode kelam di era 1980-an. Lazio didegradasi ke Serie B pada 1980/1981 karena terlibat skandal perjudian. Sempat naik ke Serie A setelah tiga musim, klub ini kembali jatuh ke kasta kedua.

Pada musim 1986/1987, skuad yang juga berjuluk Biancazzurri ini kembali tersangkut perkara judi yang melibatkan salah satu pemainnya. Poin Lazio pun dikurangi 9 poin dan nyaris terperosok ke Serie C. Beruntung, Eugenio Fascetti dan kawan-kawan lolos dari lubang jarum di akhir kompetisi, bahkan mampu kembali ke Serie A dua musim berikutnya.

Memasuki dekade 1990-an, Lazio menatap masa depan dengan optimisme seiring kehadiran Sergio Cragnoti sebagai pemilik baru sejak 1992. Biancoceleste pun mulai membangun skuad dengan situasi yang lebih baik, bahkan berhasil mendaratkan sejumlah pemain bintang dengan harga mahal.

Hasilnya, bulan madu kedua datang juga menjelang milenium baru. Diperkuat deretan pemain top macam Roberto Mancini, Diego Simeone, Alessandro Nesta, Sinisa Mihajlovic, Pavel Nedved, Juan Sebastian Veron, Fabrizio Ravanelli, dan lainnya, Lazio untuk kali kedua merengkuh scudetto setelah mengungguli Juventus.

Tak hanya scudetto Serie A musim 1999/2000, skuad besutan Sven-Goran Eriksson kala itu juga meraih seabrek sukses lainnya, termasuk memenangkan trofi Coppa Italia 1999/2000 dan Piala Super Italia 2000.

Sebelumnya, Nesta dan kawan-kawan juga menyabet trofi Piala Winners 1998/1999 dan Piala Super Eropa 1999. Segenap kesuksesan ini diraih berkat rintisan Sergio Cragnotti yang menjadi pemilik Lazio sejak 1992.

Namun, setelah periode emas yang kebetulan juga bertepatan dengan peringatan 100 tahun lahirnya Societa Podistica Lazio itu, klub yang bermarkas di Stadion Olimpico Roma ini belum mampu menggapai scudetto lagi meskipun kerap beredar di papan atas Serie A.

Saat ini, di Serie A musim 2018/2019, Lazio ditangani Simone Inzaghi, pemain yang turut merasakan kejayaan di sekitar era 2000-an. Adik kandung striker legendaris Italia, Filippo Inzaghi, ini diharapkan mampu membawa Biancocelete kembali ke era keemasan, meskipun tampaknya agak sulit mengingat persaingan yang kian berat.

Prestasi Lazio

Scudetto Serie A: 1973/1974, 1999/2000

Coppa Italia: 1958, 1997/1998, 1999/2000, 2003/2004, 2008/2009, 2012/2013

Piala Super Italia: 1998, 2000, 2009, 2017

Piala Winners: 1998/1999

Piala Super Eropa: 1999

Baca juga artikel terkait LIGA ITALIA atau tulisan lainnya dari Iswara N Raditya

tirto.id - Olahraga
Penulis: Iswara N Raditya
Editor: Iswara N Raditya