Menuju konten utama

Sebanyak 12 Orang Diadili Terkait Kemerdekaan Katalonia

Sebanyak 12 pemimpin kemerdekan Katalonia diadili terkait dugaan keterlibatan dalam krisis kemerdekaan regional

Sebanyak 12 Orang Diadili Terkait Kemerdekaan Katalonia
Ilustrasi Palu Pengadilan. Foto/Istock

tirto.id - Selusin pemimpin kemerdekan Katalonia diadili pada Selasa (12/2/2019) hari ini, di Mahkamah Agung, Kota Madrid.

Melansir dari AP News, mereka diadili atas dugaan keterlibatan dalam krisis kemerdekaan regional yang membawa Spanyol ke dalam kekacauan politik terburuk selama empat dasawarsa terakhir.

Saking pentingnya, pengadilan itu dijuluki sebagai “pengadilan terpenting sejak Spanyol kembali ke demokrasi” didasarkan selepas kematian Jendral Fransisco Franco.

Keduabelas terdakwa itu ialah mantan wakil presiden Katalonia Oriol Junqueras, mantan juru bicara parlemen Katalonia Carme Forcadell dan dua aktivis Jordi Cuixart dan Jordi Sanchez.

Masih ada enam lelaki dan dua perempuan lainnya, mereka adalah Jordi Turull, Raul Romeva, Joaqium Forn, Meritxell Borras, Dolors Bassa, Josep Rull, Carles Mundo dan Santi Vila.

Oriol Junquers menghadapi hukuman selama 25 tahun dengan tuduhan pemberontakan. Sedangkan hukuman lebih ringan dijatuhkan kepada Cuxart, Sanches dan Forcadell berupa kurungan 17 tahun.

Lainnya, menghadapi tuntutan yang lebih ringan. Perdana Menteri Spanyol, Mariano Rajoy, juga akan dihadirkan untuk memberikan kesaksian.

Kendati demikian, Andreu Van den Eynde, pengacara Junqueras, mengatakan kepada pengadilan bahwa jaksa penuntut umum telah berupaya untuk mengkriminalisasi kebebasan berekspresi dan berpendapat dan bahwa terdakwa memiliki hak untuk mempertahankan gagasan penentuan nasib sendiri.

“Tidak ada hukum internasional atau Uni Eropa yang menghalangi pemisahan entitas regional; penentuan nasib sendiri identik dengan perdamaian dan bukan perang,” tambahnya seperti dikutip dari The Guardian.

Katalonia adalah salah satu daerah kaya di Spanyol serta memiliki otonomi sendiri. Pada 2010, Mahkamah Konstitusi Spanyol memutuskan Katalonia sebagai bangsa.

Pada November 2015, anggota parlemen Katalonia mengeluarkan mosi dan memulai pemisahan diri. Kurang dari dua tahun, pada 1 Oktober 2017, Katalonia bersikukuh mengadakan referendum, meski Mahkamah Agung Spanyol telah mengeluarkan pernyataan bahwa referendum itu ilegal.

Dua puluh enam hari kemudian, anggota parlemen Katalan pro-kemerdekaan di Barcelona menyatakan kemenangan kawasan itu.

Namun, kemerdekaan itu tidak mendapat pengakuan internasional. Dalam waktu singkat, Perdana Menteri Spanyol Mariano Rajoy membubarkan parlemen Katalonia.

Persidangan itu berfungsi menyelidiki peran yang dimainkan para politisi senior dan kelompok masyarakat sipil menjelang referendum kemerdekaan KataloniaS, Oktober 2017 lalu.

Selain itu, persidangan akan bersifat publik dan akan disiarkan langsung di televisi. Vonis dijatuhkan usai mendengarkan kesaksian dan argumen pengacara, proses itu bakal memakan waktu beberapa bulan lagi.

Baca juga artikel terkait PENGADILAN atau tulisan lainnya dari AS Rimbawana

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: AS Rimbawana
Editor: Yandri Daniel Damaledo