Menuju konten utama

SBY Pimpin Rapat Hingga Dini Hari untuk Redam Emosi Kader Demokrat

Menurut Wasekjen Ferdinand Hutahaean rapat berlangsung hingga 1.30, salah satunya membahas cuitan Andi Arief yang menyebut Prabowo sebagai "Jenderal Kardus"

SBY Pimpin Rapat Hingga Dini Hari untuk Redam Emosi Kader Demokrat
Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono menyalami kader Partai Demokrat saat menghadiri Apel Siaga Demokrat Provinsi Jawa Timur di Wisma Haji Madiun, Jawa Timur, Senin (18/6/2018). ANTARA FOTO/Siswowidodo

tirto.id -

Kepala Divisi Advokasi dan Hukum DPP Demokrat Ferdinand Hutehean perlu berkali-kali ditanya hingga akhirnya mengungkap alasan Wasekjen Demokrat Andi Arief menyebut Prabowo Subianto sebagai "Jenderal Kardus".

Pada mulanya Ferdinand membantah cuitan Andi Arief itu asli. Menurutnya, akun @AndiArief_ diretas.

"Saya dengar tadi kena hack," ujar Ferdinand selepas keluar dari rumah Ketua Umum Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Mega Kuningan, Jakarta, Kamis (9/8/2018).

Namun, ketika didesak para wartawan, Ferdinand mengungkapkan bahwa cuitan Andi Arief ialah pernyataan emosional semata. Ferdinand berharap hal itu tidak dipermasalahkan lebih lanjut.

"Jangan dipersoalkan. Kita maklumi anak-anak muda kadang begini, tapi semua masih dalan komunikasi yang baik berjalan. Kita tunggu besok," ujar Ferdinand.

Pernyataan Andi membuat relasi Demokrat dan Gerindra renggang dalam sekejap. Para kader Gerindra pun balik menyebut SBY sebagai "Jenderal Baper".

Menanggapi kekisruhan itu, Ferdinand mengatakan SBY berusaha meredakan emosi para kader Demokrat. Hal itu pula yang dilakukan SBY dalam pertemuan dengan para petinggi Demokrat di rumahnya. Pertemuan itu digelar sejak Rabu (8/8/2018) pukul 20.00 dan selesai Kamis (9/8/2018) pukul 1.30.

"Ketum terutama meredakan emosi para kader. Itu yang paling banyak. Tidak boleh emosional segala macam," ujar Ferdinand.

Sementara Wakil Ketua Umum Demokrat Syarief Hasan membenarkan pertemuan tersebut juga membahas cuitan Andi Arief. Menurutnya, cuitan itu asli dari Andi dan merupakan bentuk ketidakpuasan.

"Saya pikir apa yang disampaikan Andi Arief adalah pandangan pribadi yang tidak puas dengan kondisi yang ada," sebut Syarief.

Syarief menjelaskan Demokrat tidak pernah meminta posisi cawapres kepada Gerindra.

"Posisi cawapres diserahkan kepada capres. Tetapi, setelah diputuskan harus disampaikan kepada Demokrat," ujar Syarief.

Persoalan cawapres ini tampaknya menganggu Andi Arief. Ketika dihubungi, Andi mengatakan supaya mendapatkan jatah cawapres pendamping Prabowo, Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno setor Rp500 miliar kepada PKS, PAN, dan Gerindra.

Andi yang juga hadir di rumah SBY menyebut Prabowo sebagai "Jenderal Kardus" sebab lebih menghargai uang ketimbang perjuangan. Andi juga mengklaim Rp500 miliar yang disetor Sandiaga tersebut benar adanya. Meski demikian, Andi mengatakan menyambut maksud baik Prabowo yang dijadwalkan sambangi rumah SBY pada Kamis (9/8/2018) pagi.

"Bagi kami pertemuan dua jenderal, Prabowo dan SBY, melegakan. Bisa memberi jalan keluar untuk Indonesia yang lebih baik dan tidak terjadi perselingkuhan," pungkas Andi.

Baca juga artikel terkait PILPRES 2019 atau tulisan lainnya dari Husein Abdulsalam

tirto.id - Politik
Reporter: Husein Abdulsalam
Penulis: Husein Abdulsalam
Editor: Zen RS