Menuju konten utama

SBY Dilaporkan ke Bareskrim karena Sebarkan Kebencian Etnis

Presiden ke-6 Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dilaporkan ke Bareskrim Polri oleh Forum Silaturahmi Alumni HMI Lintas Generasi.

SBY Dilaporkan ke Bareskrim karena Sebarkan Kebencian Etnis
Aktivis HMI berbaur dengan massa saat demo 4 November di Jakarta. [Tirto/Aqwam]

tirto.id - Presiden ke-6 Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dilaporkan ke Bareskrim Polri oleh Forum Silaturahmi Alumni HMI Lintas Generasi karena dinilai telah melanggar Pasal 160 KUHP juncto Pasal 16 UU Nomor 40 Tahun 2008 tentang penghapusan diskriminasi ras dan etnis saat menyampaikan pidato pada 2 November 2016 lalu.

Pidato SBY tersebut, menurut alumni HMI, telah memprovokasi masyarakat sehingga menimbulkan kebencian terhadap etnis tertentu pada saat Demo 4 November lalu.

"Awal penyampaian dalam pidato itu cinta damai, namun setelah dipelajari pidato itu mengandung hasutan dan kebencian etnis tertentu," kata Koordinator Forum Silaturahmi Alumni HMI Lintas Generasi, Mustaghfirien di Gedung Bareskrim Polri, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Jakarta, seperti dikutip Antara, Kamis (10/11/2016).

Mustaghfirien menyebutkan, dalam pidato itu SBY menyampaikan bahwa 200 juta rakyat jangan tersandera dengan satu orang dan sampai lebaran kuda pun demo akan terus terjadi, kalau Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok tidak diadili dan dipersalahkan.

"Pernyataan SBY ini cenderung politis kepada Ahok sebagai calon Gubernur DKI Jakarta. Sebagai mantan kepala negara harusnya memberi pernyataan menyejukkan tetapi ini malah memprovokasi," tuturnya.

Sementara itu, Sekretaris Forum Silaturrahmi Alumni HMI Lintas Generasi, Adhel Setiawan melihat penangkapan kader-kader HMI saat aksi unjuk rasa itu tidak mungkin terjadi apabila tidak ada provokasi.

"Tidak mungkin mereka melakukan tindakan anarkis tanpa ada provokasi lalu tiba-tiba Pak Jokowi berpidato bahwa aksi kemarin itu diprovokasi atau ditunggangi oleh kepentingan-kepentingan politik, kami menilai ada aktor politik di balik demo itu," kata Adhel.

Sebelumnya, sejumlah organisasi masyarakat, keagamaan dan mahasiswa berunjuk rasa menolak penistaan agama di sekitar Silang Monumen Nasional (Monas) Jakarta pada Jumat (4/11).

Awalnya, aksi berjalan damai namun massa mulai anarkis selepas shalat Isya sehingga petugas melepaskan tembakan gas air untuk membubarkan konsentrasi pengunjuk rasa.

Akibat kerusuhan itu sebanyak 350 orang dari aparat gabungan dan massa pengunjuk rasa terluka dan 21 kendaraan hancur dirusak demonstran.

Baca juga artikel terkait DEMO 4 NOVEMBER

tirto.id - Politik
Sumber: Antara
Penulis: Agung DH
Editor: Agung DH