Menuju konten utama

Satu WNI Korban Sandera Abu Sayyaf Dalam Proses Pembebasan

Menyusul telah dibebaskannya tiga warga negara Indonesia (WNI) yang disandera oleh kelompok Abu Sayyaf dari sebuah kapal nelayan Malaysia lebih dari sebulan yang lalu, Pemerintah saat ini tengah berupaya untuk membebaskan lagi seorang WNI yang masih disandera oleh kelompok separatis tersebut.

Satu WNI Korban Sandera Abu Sayyaf Dalam Proses Pembebasan
Tiga warga negara Indonesia dan warga negara Norwegia Kjartan Sekkingstad (kanan) berdiri bersama pemimpin Front Pembebasan Nasional Moro (MNLF) Nur Misuari (kiri) dan anggota kelompok pemberontak lainnya setelah para sandera dibebaskan dari kelompok militan Islam Abu Sayyaf jaringan al Qaeda di Jolo, Sulu, Filipina, Minggu (18/9). ANTARA FOTO/REUTERS/Nickie Butlangan.

tirto.id - Pemerintah terus memastikan upaya pembebasan warga negara Indonesia (WNI) yang masih disandera oleh kelompok separatis Filipina, Abu Sayyaf, berjalan dengan cepat. Setelah dibebaskannya tiga WNI pada Sabtu (17/9/2016) waktu setempat, kini pemerintah tengah berusaha untuk kembali membebaskan seorang WNI dari cengkeraman kelompok tersebut.

Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu menegaskan hal tersebut saat ditemui di Lapangan Udara Halim Perdanakusuma usai kembali dari Filipina pada Minggu malam, seperti dikutip dari kantor berita Antara.

"Mudah-mudahan malam ini bisa lepas satu. Kemarin yang tiga sudah pasti, yang satu ini mudah-mudahan," kata Ryamizard, sembari menambahkan, ia terpaksa tidak bisa mengawal proses pembebasan sandera tersebut karena pekerjaan yang harus diselesaikannya di Ambon.

Lebih lanjut, ia mengatakan bila pembebasan tiga WNI yang telah terjadi terlebih dahulu merupakan hasil koordinasi pemerintah Filipina dan Moro National Liberation Front (MNLF) pimpinan Nur Misuari yang membantu proses negosiasi dengan kelompok Abu Sayyaf.

Ryamizard menegaskan, tidak ada uang tebusan dari pemerintah yang dibayarkan kepada kelompok Abu Sayyaf dalam proses pembebasan ini.

"Yang jelas pemerintah Indonesia dan Filipina tidak boleh mengeluarkan satu sen pun untuk tebusan. Kalau pun ada dari pihak keluarga atau simpatisan untuk operasional pembebasan di sana, ya mungkin saja, tetapi saya tidak tahu dan tidak mau tahu," ungkapnya.

Tiga WNI yang telah dibebaskan tersebut adalah Lorence Koten (34), Teodorus Kopong (42), dan Emanuel (46). Mereka dibebaskan, bersama seorang warga negara Norwegia oleh para penculik di dekat kota Patikul.

Saat ini mereka berada di Zamboanga, Mindanao, untuk menjalani pemeriksaan kesehatan, dan telah diserahkan oleh Menteri Pertahanan kepada pihak KBRI Indonesia di Filipina. Pemulangan ketiga WNI tersebut akan segera dilakukan oleh Kementerian Luar Negeri RI.

Ketiga WNI itu diculik pada 9 Juli saat melaut di sekitar 3,6 mil laut dari Kampung Sinakut dekat Lahad Datu.

Pembebasan tiga orang ini menambah jumlah sandera yang berhasil bebas. Pada pertengahan Agustus lalu, sandera asal Indonesia Mohammad Safyan berhasil meloloskan diri dari sekapan penculik Abu Sayyaf, di Jolo, Sulu di selatan Filipina.

Sementara itu, terkait nasib lima awak kapal tunda asal Malaysia yang diculik pada 18 Juli di dekat Lahad Datu, Aktivis antipenyanderaan Prof Octavio Dinampo di Filipina Selatan kepada The Star Sunday mengatakan, mereka tetap aman di tengah serangan berkelanjutan terhadap orang-orang bersenjata kelompok Abu Sayyaf.

Baca juga artikel terkait ABU SAYYAF atau tulisan lainnya dari Ign. L. Adhi Bhaskara

tirto.id - Politik
Reporter: Ign. L. Adhi Bhaskara
Penulis: Ign. L. Adhi Bhaskara
Editor: Ign. L. Adhi Bhaskara