tirto.id - Satgas Tinombala mengepung jalur yang biasa dilalui kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) pimpinan Ali Kalora. Jalur itu diprediksi merupakan jalur utama mencari logistik ke pemukiman masyarakat di kawasan Sulawesi Tengah.
"Semua jalur sudah kami kepung, seperti jalur sungai, jalur hutan dan jalur setapak lainnya. Jalur yang dikepung itu jalur satu-satunya mereka dalam mencari logistik," ujar Karopenmas Mabes Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo ketika dikonfirmasi, Senin (15/7/2019).
Satgas Tinombala menunggu kelompok tersebut turun gunung untuk mendapatkan logistik, kemudian tim akan meringkus mereka.
"Kami menunggu saja, jika mereka turun untuk mencari makanan langsung kami tangkap," sambung Dedi.
Jika MIT melawan dalam proses penangkapan, maka satgas dapat ambil tindakan tegas dan terukur.
"Tergantung situasi di lapangan nanti seperti apa. Kalau dia melawan, ya ditembak. Tapi kalau menyerahkan diri baik-baik pasti tidak akan kami tembak," kata Dedi.
Masa tugas Satgas Tinombala pun diperpanjang hingga tiga bulan ke depan.
Alasan perpanjangan karena satgas telah menemukan titik koordinat keberadaan MIT, namun perlu waktu lebih lama untuk berhasil meringkus mereka. Baku tembak antara MIT dan satgas pernah terjadi di area Pegunungan Salumarate, Desa Salubanga, Kecamatan Sausu, Sulawesi Tengah, Kamis (21/3/2019), pukul 16.50 WITA.
Peristiwa itu terjadi ketika anggota MIT turun gunung ke pemukiman penduduk karena kekurangan logistik. Mereka datang membawa senjata dan mengancam warga untuk memenuhi kebutuhan perbekalannya. Dedi menjelaskan, kelompok MIT kekurangan logistik lantaran Satgas telah mengepung ruang geraknya.
Masyarakat setempat mulai paham kapan anggota MIT itu turun ke pemukiman. Setiap pergerakan yang terlihat oleh warga, akan diinformasikan kepada aparat intelijen yang ada di lokasi untuk dilakukan analisis. Selain itu, masyarakat juga mengenal buron yang asli Sulawesi atau dari luar daerah.
Baku tembak menewaskan tiga anggota MIT yakni Alhaji Kaliki alias Ibrahim, Jaka Ramadhan alias Ikrima dan Andi Muhammad alias Andi Abdullah alias Fadel. Kelompok yang dipimpin oleh Qatar alias Farel ini beranggotakan enam orang dan merupakan pecahan dari satu kelompok lain yang dipimpin oleh Ali Kalora. Namun, tiga anak buah Qatar masih buron.
Baku tembak juga terjadi pada Minggu (3/3/2019) sekitar pukul 17.15 WITA. Satu orang buron atas nama Basir alias Ramzi tewas dalam peristiwa tersebut. Satgas juga meringkus Aditya alias Idad alias Kuasa.
Penulis: Adi Briantika
Editor: Dewi Adhitya S. Koesno