tirto.id - Munculnya klaster-klaster baru penularan COVID-19 usai Lebaran 2021 mendorong Satgas Penanganan COVID-19 untuk memantau potensi penyebaran semakin meluas.
Beberapa klaster baru tersebut berasal dari pelaku perjalanan yang positif COVID-19 dari Jakarta di Klaten, Cianjur, Pati, Bogor dan Cilacap. Lalu klaster halal bihalal di Jakarta, klaster ibadah tarawih di Banyumas, Pati, Malang dan Banyuwangi.
"Dengan ditemukannya beberapa klaster ini, masyarakat diminta berhati-hati. Karena potensi klaster keluarga bisa muncul akibat importasi kasus dari luar wilayah kediaman," Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Prof Wiku Adisasmito di Graha BNPB, Selasa (25/5/2021).
Pemerintah daerah juga perlu mengoptimalkan peran pos komando (posko) yang memiliki fungsi pengendalian COVID-19 di tingkat komunitas dan diharapkan dapat lebih bersifat antisipatif dan tepat sasaran.
Posko memiliki peran penting, dengan melakukan skenario pengendalian sesuai status zonasi tingkat RT masing-masing.
Jika RT berstatus zona merah atau memiliki kasus lebih dari 5 rumah, maka mikro lockdown harus diterapkan. Upaya yang dilakukan mengawasi ketat warga yang melakukan isolasi mandiri, menemukan suspek, melacak kontak erat serta menutup tempat umum termasuk rumah ibadah kecuali yang termasuk sektor esensial.
Lalu, melarang perkumpulan lebih dari 3 orang dan meniadakan kegiatan sosial serta menetapkan peraturan keluar masuk wilayah maksimum pukul 20.00 WIB waktu setempat. "Masyarakat diharapkan terus mempertahankan kehati-hatian dengan protokol kesehatan yang ketat," pesan Wiku.
Pemerintah mencatat kenaikan kasus positif COVID mingguan hingga 36,1 persen usai Lebaran. Angka ini melonjak dibanding pekan lalu yang turun 28 persen. Kemudian, kasus kematian naik 13,8 persen sementara kasus kesembuhan menurun 2,7 persen daripada minggu sebelumnya.
"Kenaikan kasus positif yang cukup signifikan ini terjadi 1 minggu setelah periode Libur Idul Fitri. Seperti yang saya sampaikan bahwa dampak dari suatu libur panjang dapat terlihat pada minggu kedua dan ketiga setelah periode libur panjang tersebut," kata Wiku, Selasa (25/5/2021).
Satgas juga mencatat kenaikan kasus positif di 5 provinsi yang merupakan daerah tujuan mudik maupun arus balik yakni Jawa Barat, naik sebesar 2.221 DKI Jakarta naik sebesar 1.240 kemudian Sumatra Barat naik sebesar 959 sedangkan Jawa Tengah naik sebesar 948 dan Aceh naik sebesar 561.
Sementara itu, angka kematian tertinggi di 5 provinsi juga didominasi daerah mudik yakni Jawa Barat naik 41 kematian, Sumatra Barat naik 27 kematian, kemudian Sumatera Selatan naik 26 kematian, kemudian Aceh naik 24 kematian dan Jawa Tengah naik 23 kematian.
Di sisi lain, kasus aktif nasional Indonesia naik dalam 4 hari terakhir hingga 4.408 kasus. Kenaikan kasus aktif secara nasional ini juga diikuti kenaikan kasus aktif di 9 provinsi yaitu DKI Jakarta, Jawa Tengah, Aceh, Sumatera Barat, NTB, Kepulauan Riau, Kalimantan Utara Gorontalo dan Maluku Utara dalam kurun waktu 1 minggu terakhir. Hal tersebut diikuti dengan kenaikan cakupan testing hingga memenuhi 132 persen dari standar WHO.
Editor: Agung DH