Menuju konten utama

Satgas: Masyarakat Mesti Paham Makna Analisis Angka Covid-19

Makna di balik analisis angka terkait Covid-19, yang meliputi total kumulatif, tren kasus mingguan, infection rate, positivity rate, dan angka rawat inap.

Satgas: Masyarakat Mesti Paham Makna Analisis Angka Covid-19
Keterangan Pers Juru Bicara Pemerintah Prof Wiku Adisasmito di Kantor Presiden Jakarta, Selasa (12/1/2021). (FOTO/Muchlis Jr/Biro Pers Sekretariat Negara)

tirto.id - Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengajak masyarakat untuk memahami makna di balik analisis angka-angka terkait Covid-19, yang meliputi grafik total kumulatif, tren kasus mingguan, infection rate, positivity rate, dan angka rawat inap.

Hampir lebih dari 1,5 tahun Indonesia berada di tengah pandemi Covid-19. Ini membuat masyarakat terbiasa dengan hasil analisis yang umumnya disampaikan untuk menjelaskan kondisi Covid-19.

"Angka-angka dalam statistik tersebut telah dianalisis sedemikian rupa oleh para ahli dari data yang ada di lapangan untuk dapat memberikan gambaran apa yang sebenarnya terjadi pada periode waktu tertentu," kata Wiku dalam keterangan pers pada Kamis (19/8/2021) yang tayang di kanal YouTube Sekretariat Presiden.

Grafik Total Kumulatif

Grafik kasus kumulatif atau total kasus Covid-19 yang mencakup kasus positif, kesembuhan,atau kematian. Semakin curam kemiringan grafik tersebut, ini bermakna semakin cepat pergerakan angka-angka yang tercantum dari waktu ke waktu. Sebaliknya, semakin landai kemiringan grafik, berarti semakin lambat pergerakan angka-angka yang ada.

Grafik Tren Kasus Mingguan

Satgas Penanganan Covid-19 menyusun grafik pergerakan kasus dalam waktu 7 hari (mingguan) hingga 14 hari. Analisis kasus mingguan ini penting untuk menyimpulkan kondisi sebuah daerah secara cermat.

Jika dibandingkan dengan sampel kondisi harian yang sangat dinamis, analisis kasus mingguan akan lebih valid. Pasalnya, kemunculan rata-rata jumlah kasus akan menghilangan perbedaan jumlah kasus harian yang cenderung signifikan dari hari ke hari.

Selain itu, dengan mempelajari tren kasus mingguan, seseorang dapat memantau kapan kurva melandai dan kapan kurva melonjak.

Angka Infeksi (Infection Rate) per 100 Ribu Penduduk

Kecepatan infeksi atau infection rate per populasi digunakan untuk melihat perbandingan antar negara, antar provinsi, antar kabupaten/kota.Angka kasus per 100 ribu penduduk dianggap ideal untuk merepresentasikan parah atau tidaknya kondisi sebuah daerah.

"Kita tidak bisa serta merta melihat keparahan kondisi langsung antar daerah berpopulasi padat hanya dengan jumlah kasus. Maka dalam melakukan perbandingan digunakanlah angka kasus per 100 ribu penduduk tiap daerah," papar Wiku.

Hasil Tes Positif (Positivity Rate)

Hasil tes positif atau positivity rate umumnya keluar dalam bentuk persentase dan dapat menggambarkan persebaran virus. Jika persentase semakin tinggi, maka ini menandakan semakin cepatnya virus meluas di sebuah daerah.

Semakin besar prioritas testing pada kasus positif dan kontak erat, maka angka positivity rate akan semakin tinggi. Idealnya, testing memang perlu dilakukan secara masif untuk benar-benar mengetahui positivity rate di sebuah daerah.

Angka Rawat Inap

BOR ( Bed Occupancy Rate) atau Kapasitas Tempat Tidur dan angka perawatan COVID-19 dari waktu ke waktu dapat menggambarkan tingkat parah atau tidaknya kasus aktif di sebuah wilayah dan orang-orang yang sedang sakit.

Untuk dapat memahami dampak keterisian rumah sakit terhadap sistem kesehatan, maka dapat diketahui dari rasio kapasitas tempat tidur dengan jumlah orang yang dirawat.

Menurut Wiku sebagai Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19, masyarakat perlu mampu membaca data perkembangan penanganan pandemi COVID-19 di Indonesia. Semakin tingginya literasi Indonesia terkait data, akan mencegah terjadinya perpecahan diskusi terkait angka dan narasi tertentu.

Banner BNPB Info Lengkap Seputar Covid19

Banner BNPB. tirto.id/Fuad

Baca juga artikel terkait KAMPANYE COVID-19 atau tulisan lainnya dari Fitra Firdaus

tirto.id - Kesehatan
Penulis: Fitra Firdaus
Editor: Iswara N Raditya