Menuju konten utama

Satelit Terganggu, Telkom Upayakan Perbaikan Dua Pekan Ini

PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) meminta maaf atas terganggunya layanan satelit Telkom-1.

Satelit Terganggu, Telkom Upayakan Perbaikan Dua Pekan Ini
Layar Information & Communication Technology (ICT) Telkom Indonesia. ANTARA FOTO/Fahrul Jayadiputra.

tirto.id - PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) meminta maaf atas terganggunya layanan satelit Telkom-1. Menurut Direktur Utama Telkom Alex J. Sinaga, saat ini Telkom tengah mengupayakan proses migrasi bagi 63 pelanggan Telkom-1. Rencananya, proses migrasi yang telah berlangsung sejak 26 Agustus lalu dapat selesai pada 30 Agustus mendatang.

Adapun di tahap pemulihan yang pertama ini, Telkom telah menyiapkan pengganti dari perangkat penerima sinyal (transmitter responder/transponder) Telkom-1 menuju ke Telkom-2, Telkom-3S, dan beberapa satelit lainnya.

Sementara pada tahap kedua pemulihan yang direncanakan bakal rampung pada 10 September mendatang, Telkom fokus dengan upaya repointing seluruh antena stasiun bumi (ground segment) dari para pelanggan Telkom-1.

“Pelanggannya saya bagi dua, kelompok pertama yang sebagai end user dan kelompok kedua yang tidak sebagai end user, yaitu provider VSAT,” kata Alex dalam jumpa pers di kantornya pada Senin (28/8/2017) siang.

Jumlah pengguna penyedia jasa transmisi VSAT yang bergerak di sektor perbankan dan pertambangan sendiri mencapai 8 pelanggan. Dari pelanggan tersebut, Alex mengatakan ada sekitar 12.030 titik antena. Sementara untuk pelanggan yang tidak menggunakan jasa transmisi VSAT, dikatakan ada sekitar 55 pelanggan.

“Untuk yang 55 pelanggan ini jumlah titik antena tidak banyak, karena mereka menggunakan sendiri dan bukan provider untuk segmen lain. Sehingga apabila ditotal ground segment ini keseluruhannya kira-kira 15.000,” jelas Alex.

Dalam proses perbaikannya, Telkom telah menentukan prioritas pengerjaan. Alex menyebutkan lembaga-lembaga pemerintah yang menggunakan layanan satelit Telkom-1 merupakan prioritas paling utama.

Selanjutnya, Telkom memasukkan para pengguna yang melayani publik di urutan prioritas kedua mereka. Lalu di urutan prioritas yang ketiga, ada perusahaan-perusahaan yang berada di sektor privat.

“Namun untuk yang sektor privat tidak kita biarkan lama. Kalau dihitung dari pengerjaan migrasi transponder yang sampai 30 Agustus, berarti kira-kira yang paling akhir di tanggal 30 Agustus itu adalah pelanggan di sektor privat,” jelas Alex.

Masih dalam kesempatan yang sama, Alex mengatakan bahwa gangguan pada Telkom-1 tidak akan berpengaruh kepada keamanan data perbankan. Menurut Alex, Telkom-1 hanya berfungsi sebagai perantara.

“Sehingga untuk keamanan data, itu ada di sisi database-nya. Ibaratnya, kalau ambil data dari transponder ya tidak bisa. Secara fungsi, Telkom-1 ini tidak ada bedanya dengan jaringan kabel,” ungkap Alex.

Sampai hari ini, proses migrasi ke sejumlah transponder baru dan repointing antena telah mencapai 17 persen.

Sedangkan dalam proses perbaikan keseluruhannya hingga 10 September mendatang, Alex tidak mengelak apabila gangguan masih akan dirasakan masyarakat. “Tapi dari pengerjaan 15.000 ground segment itu, kira-kira per harinya akan ada yang dikerjakan sekitar 1.500,” ucap Alex lagi.

Dengan terjadinya gangguan ini, Telkom-1 memang kemungkinan besar tidak akan bisa digunakan lagi. Sejak diluncurkan pada 1999 lalu, umur desain Telkom-1 dapat bertahan hingga Agustus 2014.

Alex menuturkan masih digunakannya Telkom-1 karena dalam pengecekan di 2014 dan 2016, satelit Telkom-1 masih berada dalam kondisi yang dinilai baik. “Sebelum umur desainnya habis, Telkom-1 sehat dan bahan bakarnya diprediksi melebihi umur desain hingga 5 tahun,” kata Alex.

Sebagaimana diketahui, gangguan pada Telkom-1 mulai terdeteksi sejak Jumat (25/8/2017) lalu pukul 16:51 WIB oleh Stasiun Pengendali Utama Telkom yang berlokasi di Cibinong, Jawa Barat.

Anomali tersebut awalnya menunjukkan penurunan terhadap kualitas Telkom-1, sebelum akhirnya seluruh layanan dari Telkom-1 tidak berfungsi saat menjelang maghrib.

Baca juga artikel terkait GANGGUAN SATELIT atau tulisan lainnya dari Damianus Andreas

tirto.id - Teknologi
Reporter: Damianus Andreas
Penulis: Damianus Andreas
Editor: Maya Saputri