tirto.id - Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno mengatakan bahwa pada 2030 Jakarta akan menjadi kota megapolitan dengan populasi yang besar. Karena itu, menurutnya, Ibu Kota membutuhkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang mempuni.
Sandi menanggapi isu mengenai prediksi bahwa Indonesia akan bubar di tahun 2030 ini saat acara penandatanganan nota kesepahaman antara pihak SMKN 57 dengan PT Jakarta Tourisindo, Selasa (27/3/2018).
"Tapi tahun 2030, berdasarkan Oxford Economies Global Cities dari 750 kota dunia, maka DKI Jakarta menjadi juara megapolitan sedunia dengan populasi 30 juta jiwa," ucap Sandiaga di SMKN 57, Pasar Minggu Jakarta Selatan.
Oleh karenanya, di hadapan puluhan murid SMK dan para guru, dirinya meminta agar mereka bisa mempersiapkan diri. Sebab, pada 2030 mereka memasuki usia produktif di sekitar 25-30 tahun untuk membantu Jakarta.
"Nah di sini anak-anak SMKN akan ada dalam usia produktif mereka di 2030. Usia 30 tahun ini lagi produktif-produktifnya, lagi lucu-lucunya, lagi rajin-rajinnya, siap enggak nih para siswa?" ucap Sandiaga.
Ia berharap agar Jakarta dapat mengalahkan kota-kota besar lainnya seperti Istanbul, Hongkong, Tokyo, dan Bangkok. Oleh karenanya dia ingin dalam kerja sama ini pihak Jakarta Tourisndo dan juga BUMD lainnya bisa membuka lapangan kerja bagi lulusan SMK.
"Jadi kita akan dorong kerja sama dengan Jaktour [Jakarta Tourisindo] untuk bersinergi dan bisa membuka wawasan, serta bisa membuka lapangan kerja seluas-luasnya," tutupnya.
Sementara itu, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo sebelumnya menyebut Indonesia akan bubar pada 2030.
Prediksi soal Indonesia bisa bubar pada 2030 muncul dalam potongan video pidato Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto. Video itu diunggah oleh akun Twitter dan Facebook resmi milik Partai Gerindra, pada 19 Maret 2018.
Ucapannya dalam video itu belakangan memancing banyak tanggapan, termasuk kritik. Prabowo sempat menyatakan ada sejumlah kajian di luar negeri yang meramalkan Republik Indonesia tidak ada lagi pada 2030.
"Saudara-saudara! Kita masih upacara, kita masih menyanyikan lagu kebangsaan, kita masih pakai lambang-lambang negara, gambar-gambar pendiri bangsa masih ada di sini, tetapi di negara lain mereka sudah bikin kajian-kajian, di mana Republik Indonesia sudah dinyatakan tidak ada lagi tahun 2030. Bung! Mereka ramalkan kita ini bubar," kata Prabowo dalam pidato tersebut.
Penulis: Naufal Mamduh
Editor: Yuliana Ratnasari