tirto.id - Pelaksana tugas (Plt) Direktur Jenderal Migas, Djoko Siswanto menilai harga gas dalam negeri sudah cukup kompetitif di tengah keluhan industri yang mengklaim merasa terbebani.
Ia juga mengatakan industri luar negeri yang membeli gas dari Indonesia tetap mampu bersaing dengan perusahaan lainnya.
Menurutnya hal yang sama seharusnya bisa dilakukan oleh industri dalam negeri yang juga membeli gas dari domestik.
“Gas kita masih diekspor untuk industri. Negara yang mengimpor gas dari kita dan industri negara itu masih bisa tetap kompetitif dengan membeli harga kita," ucap Djoko dalam paparannya di Gedung Migas, Jakarta, Selasa (14/1/2020).
"Seharusnya dengan harga yang sama industri kita bisa lebih efisien seperti negara lain yang membeli gas dari kita,” lanjut dia.
Djoko juga bilang saat ini porsi ekspor gas Indonesia mencapai 36 persen dari total produksi. Selebihnya sebanyak 64 persen sudah dimanfaatkan dalam negeri. Dari angka ini, pemerintah, kata Djoko, telah berupaya meningkatkan pemanfaatan gas dalam negeri.
Mengenai harga, ia juga meminta industri tak khawatir karena realisasi Perpres 40/2016 tentang penetapan harga gas di kisaran 6 dolar AS per Million Metric British Thermal Unit (MMbtu).
Dengan demikian, seharusnya harga gas dalam negeri sudah terjangkau dari sebelumnya yang memang belum merata di kisaran 6 dolar AS per MMBTu.
Ia bilang, bisa saja importasi gas sesuai keinginan industri dilakukan, tetapi hal itu jadi pilihan terakhir dan mempertimbangkan harga yang bisa lebih murah dari yang telah diupayakan pemerintah saat ini.
“Kalau impor gas lebih murah dari gas dalam negeri ya apa boleh buat. Kita impor gas bisa cari yang lebih murah,” ucap Djoko.
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Zakki Amali