Menuju konten utama
Periksa Fakta

Salah: Video Tentara Ukraina Sampaikan Pesan Terakhir Pada Keluarga

Sebuah video emosional diklaim berasal dari invasi Rusia ke Ukraina. Benarkah?

Salah: Video Tentara Ukraina Sampaikan Pesan Terakhir Pada Keluarga
Header Periksa Fakta IFCN. tirto.id/Quita

tirto.id - Sejak resmi memulai perang pada akhir Februari, Rusia langsung menyasar kota besar Ukraina seperti Kyiv, Odessa, Kharkiv dan Mariupol. Aksi tersebut ditentang keras oleh banyak negara, termasuk Indonesia.

Sementara serangan masih berlanjut hingga sekarang, sejumlah unggahan media sosial diduga misinformasi juga kerap tersebar di tengah memuncaknya konflik. Salah satu yang terbaru, sebuah akun Facebook bernama Sumit Shaw (tautan) menyebarkan sebuah video berdurasi 57 detik yang diklaim menunjukkan tentara Ukraina mengirimkan pesan terakhir pada keluarganya di tengah perang. Akun tersebut menuliskan deskripsi “ukraine russia war soldier emotion for family during war…” atau “Tentara Ukraina mengirimkan pesan emosional pada keluarganya saat perang”.

Unggahan yang sama, berbentuk foto, juga disebarkan oleh akun Facebook रोहतक हलचल (tautan) pada 18 Februari lalu. Akun tersebut menuliskan deskripsi dalam Bahasa India, “युद्ध से पहले की भावुक वीडियो,,,,, एक सेनिक का घर वालों को आखिरी संदेश......” atau yang diterjemahkan menjadi “Video emosional sebelum perang,,,, pesan terakhir seorang prajurit untuk keluarganya......”.

Periksa Fakta Pesan Video Tentara Ukraina

Periksa Fakta Video Tentara Ukraina Sampaikan Pesan Pada Keluarga. (Screenshot/Facebook/Sumit Shaw)

Lantas, benarkah video tersebut berasal dari invasi militer Rusia ke Ukraina?

Penelusuran Fakta

Tirto menelusuri asal usul video ini melalui alat telusur video InVid. Penelusuran dilakukan dengan mengecek keseluruhan keyframe video dan mencocokkannya dengan foto/video yang telah ada di internet, untuk mengecek keaslian video.

Hasil penelusuran membawa kami ke sebuah video yang diunggah di Dubai International Film Festival pada 24 November 2015. Menurut deskripsi video, film pendek ini berjudul “Dialing”. Film ini ditulis oleh Ahmad Alsa'ad, disutradarai oleh Bahaa Al Kadimy dan diproduksi oleh Imam Khadum Center for Cuture.

Mengutip Gulf News pada 23 November 2015, film Dailing bercerita tentang seorang wanita Irak yang menolak menerima kematian putranya. Tidak dapat menerima bukti yang diberikan di hadapannya, wanita itu melakukan perjalanan di sekitar kota dan mencari telepon genggam untuk menghubungi putranya.

Tidak hanya itu, aktor dalam video yang dibagikan juga memberi klarifikasi melalui Instagram pribadinya @menhelabbas bahwa potongan video tersebut bukanlah bagian dari invasi Rusia ke Ukraina. Aktor tersebut bernama Menhel Abbas, dan ia mengunggah video yang sama dengan deskripsi berbahasa Arab, “يا ناس والله انا عايش 🤦‍♂️مو ميت وهذا👆حسابي الانستكرام للتأكيد اني ممثل عراقي هذا الفديو تمثيل مو حقيقي هذا فلم بطولتي للحشد الشعبي شاهدو الفلم كاملاً 15 دقيقه للتأكيد في بداية الصفحه موجود .

.

وانا اخوكم الممثل منهل عباس صاحب هذا الفديو .

👇👇وهذا حسابي .” yang artinya “Ya Tuhan, demi Tuhan, saya hidup. Saya tidak mati dan ini adalah akun Instagram saya untuk mengkonfirmasi bahwa saya adalah aktor asal Irak. Video ini adalah representasi. Ini tidak nyata. Ini adalah film yang saya bintangi untuk Popular Mobilization Forces. Tonton film lengkapnya dengan durasi 15 menit. Dan saya adalah saudara Anda, aktor Manhal Abbas, pemilik video ini. Ini adalah akun saya.”

Kesimpulan

Berdasarkan penelusuran fakta yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa video yang tersebar di media sosial dan diklaim berasal dari invasi Rusia bersifat salah dan menyesatkan (false & misleading). Video tersebut merupakan potongan dari film pendek Dialing yang tayang pada 24 November 2015.

==============

Tirto mengundang pembaca untuk mengirimkan informasi-informasi yang berpotensi hoaks ke alamat email factcheck@tirto.id atau nomor aduan WhatsApp +6287777979487 (tautan). Apabila terdapat sanggahan atau pun masukan terhadap artikel-artikel periksa fakta maupun periksa data, pembaca dapat mengirimkannya ke alamat email tersebut.

Baca juga artikel terkait PERIKSA FAKTA atau tulisan lainnya dari Irma Garnesia

tirto.id - Politik
Penulis: Irma Garnesia
Editor: Nuran Wibisono