Menuju konten utama
Informasi Kesehatan

Sakit Mata Menular: Jenis, Penyebab dan Cara Mengobatinya

Berikut ini jenis-jenis penyakit mata menular, mulai dari konjungtivitis hingga herpes mata.

Sakit Mata Menular: Jenis, Penyebab dan Cara Mengobatinya
Ilustrasi sakit mata. foto/istockphoto

tirto.id - Jika mata Anda merah terasa nyeri, gatal-gatal, atau bengkak, bisa jadi Anda mengalami infeksi mata, dan ada pula kemungkinan itu adalah sakit mata menular

Menurut Healthline, infeksi mata terbagi dalam tiga kategori spesifik berdasarkan penyebabnya, di antaranya virus, bakteri, atau jamur. Masing-masing kategori itu membutuhkan perawatan dan perlakuan yang berbeda.

Infeksi mata ini memang amat mudah menyebar, apalagi kuman mudah ditemukan di mana-mana, termasuk di kulit Anda.

Kontak tangan ke mata, terutama saat menggosok mata, menurut Eye Q, memungkinkan bakteri masuk ke mata, yang akhirnya dapat menyebabkan infeksi.

Untungnya, infeksi mata tidak sulit dikenali. Jadi, Anda bisa lebih cepat mengatasi dan segera mencari pengobatan yang tepat.

Jenis, Penyebab dan Cara Mengobati Sakit Mata

Untuk mengobati infeksi mata, Anda perlu tahu beberapa jenis infeksi mata yang bisa mengenai mata.

Berikut adalah beberapa jenis, penyebab dan cara mengobati infeksi mata seperti dilansir dari Healthline:

1. Konjungtivitis atau mata merah (pink eye)

Penyebab konjungtivitis di antaranya adalah:

a. Pembuluh darah di konjungtiva, selaput tipis terluar yang mengelilingi bola mata, terinfeksi oleh bakteri atau virus.

Konjungtivitis akibat bakteri atau virus sangat menular, dan Anda masih bisa menyebarkannya hingga dua minggu setelah infeksi dimulai.

b. Alergi karena terpapar oleh bahan kimia seperti klorin yang ada di kolam renang. Pink eye yang terjadi karena alergi sifatnya tidak menular.

Konjungtivitis dapat diobati sesuai dengan penyebabnya, caranya adalah:

a. Konjungtivitis akibat bakteri diobati dengan tetes mata antibiotik, salep, atau obat minum untuk membantu membunuh bakteri di mata.

b. Konjungtivitis akibat virus tidak ada pengobatannya. Gejala infeksi mata ini cenderung memudar setelah 7 sampai 10 hari.

Cara mengatasinya adalah dengan mengoleskan kain bersih, hangat, dan basah ke mata untuk menghilangkan rasa tidak nyaman. Anda juga harus sering mencuci tangan dan hindari kontak dengan orang lain.

c. Konjungtivitis akibat alergi dapat disembuhkan dengan Antihistamin yang dijual bebas (OTC) seperti diphenhydramine (Benadryl) atau loratadine (Claritin).

2.Keratitis

Penyebab infeksi mata ini di antaranya adalah:

a. Kornea mata terinfeksi oleh bakteri, virus, jamur, atau parasit.

b. Terjadi cedera mata.

Cara mengobati keratitis, di antaranya adalah:

a. Keratitis akibat bakteri dapat diobati dengan tetes mata antibakteri. Tetes mata ini biasanya dapat membersihkan infeksi keratitis dalam beberapa hari. Antibiotik oral biasanya digunakan untuk mengobati infeksi yang lebih parah.

b. Keratitis akibat jamur dapat disembuhkan dengan obat tetes mata atau obat antijamur untuk membunuh organisme jamur yang menyebabkan keratitis. Ini bisa memakan waktu berminggu-minggu hingga berbulan-bulan.

c. Keratitis akibat virus tidak dapat dihilangkan. Obat antivirus oral atau obat tetes mata dapat membantu menghentikan infeksi dalam beberapa hari hingga seminggu.

3. Endophthalmitis

Penyebab peradangan parah pada mata bagian dalam ini, adalah infeksi bakteri atau jamur kandida setelah melakukan prosedur operasi seperti katarak, atau ketika mata kemasukan benda asing.

Untuk mengobati peradangan mata ini, ada beberapa cara yang bisa dilakukan, di antaranya:

a. Penyuntikan antibiotik langsung ke mata dengan jarum khusus untuk membantu menghentikan infeksi

b. Penyuntikan kortikosteroid untuk meredakan peradangan.

c. Jika ada sesuatu yang masuk ke mata dan menyebabkan infeksi, Anda harus segera mengeluarkannya. Cari pertolongan medis darurat dalam kasus ini. Jangan pernah mencoba mengeluarkan benda dari mata Anda sendiri.

4. Bleharitis

Infeksi mata yang menyebabkan peradangan pada kelopak mata ini biasanya disebabkan oleh:

a. Tersumbatnya kelenjar minyak di dalam kulit kelopak mata di dasar bulu mata Anda.

b. Bleharitis juga bisa disebabkan oleh bakteri.

Untuk mengatasi bleharitis, Anda dapat melakukan beberapa hal ini:

a. Membersihkan kelopak mata dengan air bersih, lalu oleskan handuk hangat, basah dan bersih ke kelopak mata untuk meredakan pembengkakan.

b. Menggunakan tetes mata atau salep kortikosteroid untuk membantu peradangan.

c. Menggunakan pelumas tetes mata untuk melembabkan mata Anda dan mencegah iritasi dari kekeringan.

d. Minum antibiotik sebagai obat oral, obat tetes mata, atau salep yang dioleskan ke kelopak mata.

5. Uveitis

Infeksi mata adalah peradangan akibat infeksi. Uvea adalah lapisan tengah bola mata Anda yang mengangkut darah ke retina atau bagian mata yang mentransmisikan gambar ke otak.

Penyebab dari uveitis di antaranya adalah:

a. Kondisi sistem kekebalan tubuh,

b. Infeksi virusc. Cedera mata

Pengobatan untuk infeksi mata uveitis ini di antaranya adalah:

a. Memakai kaca mata gelap.

b. Tetes mata yang dapat membuka pupil Anda untuk menghilangkan rasa sakit.

c. Tetes mata kortikosteroid atau steroid oral yang meredakan peradangan.

d. Suntikan mata untuk mengobati gejala.

e. Antibiotik oral untuk infeksi yang telah menyebar ke luar mata.

f. Obat yang melemahkan sistem kekebalan tubuh Anda (kasus yang parah).

6. Herpes mata

Penyebab infeksi mata herpes okular di antaranya adalah:

a. Mata terinfeksi oleh virus herpes simplex (HSV-1).

b. Herpes mata disebarkan melalui kontak dengan seseorang yang memiliki infeksi HSV-1 aktif.

Pengobatan untuk herpes mata di antaranya adalah:

a. Obat antivirus, seperti asiklovir (Zovirax), sebagai obat tetes mata, obat minum, atau salep topikal.

b. Melakukan debridement, atau membersihkan kornea dengan kapas untuk menyingkirkan sel yang terinfeksi.

c. Memberikan tetes mata kortikosteroid untuk meredakan peradangan terutama jika infeksi mata sudah menyebar lebih jauh

Baca juga artikel terkait SAKIT MATA MENULAR atau tulisan lainnya dari Lucia Dianawuri

tirto.id - Kesehatan
Kontributor: Lucia Dianawuri
Penulis: Lucia Dianawuri
Editor: Dhita Koesno