tirto.id - Presiden Prancis Emmanuel Macron menyambut kunjungan Presiden Rusia Vladimir Putin, Senin waktu setempat, tetapi kecurigaan bahwa beberapa waktu lalu Rusia telah campur tangan dalam Pemilu Prancis dilontarkan lagi oleh Macron dengan mengecam media massa Rusia dan Putin membantah atas tuduhan peretasan Pemilu itu.
Macron menjamu Putin di Istana peninggalan abad ke-17, Istana Versailles, di luar kota Paris, untuk pertemuan pertamanya dengan pemimpin Kremlin yang sebelumnya disebut akan menjadi pertemuan yang penuh keterusterangan.
Pemimpin Perancis berusia 39 tahun itu bertukar pikiran dengan Putin. Jabat tangan dan senyuman tersungging dari Macron begitu Putin keluar dari limosinnya. Macron terlihat mengucapkan kata "selamat datang" kepada Putin, dalam Bahasa Perancis.
Setelah berbicara hampir satu jam, Macron kemudian mengungkapkan bahwa dia dan Putin berbicara dengan keterusterangan. Kedua pemimpin tersebut sepakat pada perlunya menangani isu-isu seperti Suriah dan Ukraina.
Tetapi pada sesi jumpa pers setelah temu wicara itu, suasana tidak enak menyeruak ke permukaan ketika Macron menyatakan tudingan beberapa waktu lalu yang pernah disampaikan kubu pemilunya bahwa media massa yang didanai pemerintah Rusia berusaha merusak kampanye Macron.
Dengan Putin berdiri di sampingnya, Macron mengulangi tuduhan itu ketika menjawab pertanyaan seorang wartawan. Dia berkata, "Selama kampanye, Russia Today dan Sputnik adalah agen berpengaruh yang dalam beberapa kesempatan telah menyebarkan berita bohong mengenai pribadi saya dan kampanye saya."
"Mereka bertindak seperti organ yang mempengaruhi, organ propaganda dan organ propaganda kebohongan," kata Macron.
Selama kampanye lalu yang berpuncak pada kemenangan Macron 7 Mei silam, kubu Macron telah mengusik Rusia karena menuding jejaring, database dan laman-laman kampanye mereka diserang dari lokasi-lokasi di dalam wilayah Rusia.
Kremlin dan Russia Today tentu saja membantah tudingan telah ikut campur dalam Pemilu Perancis.
Putin sendiri tidak bereaksi atas komentar Macron menyangkut media massa Rusia itu. Namun dia meradang saat seorang wartawan menanyakan kemungkinan tangan Rusia ada di balik serangan siber kepada tim kampenya Macron. Putin menyebut tudingan ini tidak didasari fakta.
Sebagaimana diberitakan The Guardian, sudah menjadi rahasia umum bahwa Putin dan Rusia mendukung lawan Macron pada Pilpres lalu, politisi sayap kanan Marine Le Pen. Bahkan sebulan sebelum Pilpres putaran pertama, Putin berjanji hadir pada pelantikan Le Pen (seandainya memenangkan Pilpres Perancis).
Penulis: Maya Saputri
Editor: Maya Saputri