Menuju konten utama

Risma Targetkan Folk Art Festival sebagai Destinasi Wisata

Agenda tahunan "Cross Culture International Folk Art Festival 2017" ditargetkan bisa menjadi destinasi wisata baru.

Risma Targetkan Folk Art Festival sebagai Destinasi Wisata
walikota surabaya tri rismaharini melukis tembok (mural) di dinding jembatan gubeng surabaya, jawa timur, senin (27/6) malam. kegiatan yang dilakukan bersama seniman mural muda surabaya tersebut untuk memberikan wadah bagi mereka dalam mengekspresikan seni dan sekaligus sebagai tempat destinasi wisata mural. antara foto/didik suhartono/ama/16

tirto.id - Agenda tahunan "Cross Culture International Folk Art Festival 2017" yang digelar di Surabaya ditargetkan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini bisa menjadi destinasi wisata baru.

"Saya berharap supaya acara ini mampu menjadikan Surabaya sebagai salah satu destinasi wisata dan nanti akan dikemas lebih profesional lagi kedepannya. Nanti bisa kita jual di mancanegara," ujar Tri Rismaharini usai melihat atraksi para peserta CCI di Bambu Runcing, Surabaya, Minggu (16/7/2017) dilansir dari Antara.

Sebanyak 224 peserta dari tujuh negara meramaikan CCI, yakni Slovakian, Lithuania, Polandia Kanada, Rusia, Tiongkok, Thailand, dan Guangzhou. Sementara dari Indonesia PRovinsi Bali, Jawa Barat, D.I. Yogyakarta, Aceh, Jakarta, dan Surabaya selaku tuan rumah.

Selanjutnya, Kanada yang membawa 22 orang menyajikan tarian dansa jalanan. Kemudian Guangzhou, China berjumlah dua orang membawakan tarian akrobatik, Lithuania sebanyak 27 orang menampilkan tarian flowers walk, Rusia yang membawa 22 orang memadukan berbagai macam tari-tarian suku dan bahasa.

Satu per satu peserta unjuk kebolehan dengan menampilkan berbagai macam atraksi budaya dan tarian tradisional dengan iringan musik. Slovakia sebagai negara pertama dengan jumlah 24 orang menampilkan tarian cardas, disusul Polandia yang membawa 27 orang menampilkan tarian krakovia, lalu negara gajah putih, Thailand dengan jumlah personil 28 orang menampilkan tari ponglang.

Terakhir negara Perancis membawa dua orang dengan menampilkan kesenian Les Grandes Personnes atau tarian boneka raksasa. Sedangkan peserta dari dalam negeri yang tampil adalah Bali dengan membawa 22 orang menampilkan tari Joged dan Jawa Barat yang membawa 12 orang menampilkan tarian Garuda.

Selama acara berlangsung, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini diajak salah satu penari Bali untuk tampil bersama. Risma yang terlihat sedikit kaget langsung menerima ajakan tersebut. Warga yang menyaksikan momen langka tersebut langsung bersorak dan bertepuk tangan.

"Dulu aku pernah menari Bali waktu SMA, semasa SD juga pernah menari Jawa," kata Risma sambil tertawa.

Ia mengakui bahwa penampilan peserta cross culture hari ini sangat bagus dan itu membuat dirinya terhibur. Alasannya, semua negara baik luar maupun dalam negeri menampilkan khas tarian dari masing-masing daerah.

"Itulah namanya culture, mencerminkan hubungan antarmanusia yang kemudian menciptakan sejarah," ujarnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disbudpar) Surabaya Widodo Suryantoro mengatakan untuk tahun ini lebih semarak karena jumlah negara yang ikut cukup banyak dibandingkan tahun sebelumnya.

"Apalagi untuk tari-tarian modern, kreasinya selalu berubah-ubah dari tahun ke tahun," kata Widodo.

Rencananya, lanjut Widodo, pihaknya akan mengundang lebih banyak lagi peserta baik peserta luar maupun dalam negeri. "Tahun depan kita target 10 negara. masing-masing dari dalam dan luar negeri, nanti kan pasti seru," katanya.

Baca juga artikel terkait TRI RISMAHARINI atau tulisan lainnya dari Yulaika Ramadhani

tirto.id - Hobi
Reporter: Yulaika Ramadhani
Penulis: Yulaika Ramadhani
Editor: Yulaika Ramadhani